Kamis, 13 Oktober 2011

Aku, Kamu, dan Mereka

Tidak pernah ada yang sanggup menjamin bahwa langit selalu indah dalam birunya atau bunga selalu mekar bertebaran di sepanjang tepian jalan kehidupan. Begitupun tidak pernah ada yang bisa menjanjikan jika matahari tanpa hujan, kedamaian tanpa kesakitan, atau kesukaan tanpa kesudahan.

Aku sangat sadar jika cuaca tidak selamanya selalu sempurna...kadang malah berubah begitu drastis di luar perkiraan tergantung dari keinginan penguasa tunggal langit dan bumi. Pagi hari langit sangat cerah, siang berangsur menjadi langit kelam, sore hujan sehujannya, begitu malam bintang-bintang memamerkan kelap-kelipnya.Terkadang aku harus merasakan panas dan teriknya matahari yang membakar kulit, berpapasan dengan gulungan debu-debu pekat yang membuat tenggorokan tersekat, atau malah harus membelakangi angin yang datang demi menghindari dingin yang menggigit. Namun, setidaknya aku tersadar bahwa aku masih ada untuk merasakannya...masih mampu menikmati terpaan hangat sinar matahari di kulitku...masih mampu menyeka setiap debu yang menempel di wajahku atau merasakan dinginnya angin malam yang membuatku menggigil.
Aku tahu apa artinya ??

Kamu yang menjalani hidup ini pasti sadar bahwa kehidupan dengan segala variannya terkadang sulit dan malah semakin edan. Setiap putaran waktu yang berpindah lewat hitungan hari akan menjadi tantangan buat kamu. Berarti setiap hari kamu harus saling sapa dengan tantangan.Tantangan mulai dari bangun di pagi hari, beranjak dari tempat tidur untuk melakukan berbagai aktivitas menyambut pagi, berjibaku di jalan raya dengan kemacetan tingkat tinggi, menahan emosi negatif sedemikian rupa kala hati tidak sejalan dengan pikiran, atau bahkan hanya sekedar melempar senyum ke orang-orang yang ditemui ketika hati sedang tidak ingin. Kamu sadar gak ? Justru emosi dan senyum itulah yang akan mampu membuat kamu menjadi kuat melewati hari demi hari bahkan di masa sulit sekalipun yang tidak terpikirkan olehmu.
Kamu tahu apa artinya ?

Jauh di sudut sana di saat yang bersamaan pada suasana yang berbeda ada orang-orang yang juga mengalami hal atau rasa yang aku dan kamu rasakan. Mereka punya mimpi...mereka punya harapan...mereka punya kebutuhan yang kadang bias dengan keinginan. Mereka kesepian...mereka harus bergulat dengan kerasnya kehidupan...mereka pernah kehilangan seseorang yang begitu berarti untuk dikenang...mereka merasakan betapa indahnya mencintai seseorang yang walaupun sebenarnya tidak pantas untuk menerima cinta mereka...dan akhirnya mereka pun mencari pembenaran jika ada orang lain di luar sana yang sama seperti mereka.
Mereka tahu apa artinya ?

Mereka seperti aku dan kamu...
Aku, kamu, dan mereka bisa menceritakan semuanya dan kita akan mengetahui apa artinya...

Artinya adalah aku, kamu, dan mereka hidup.
==================================================



Senin, 08 Agustus 2011

Tentang Cinta

Mencintai angin harus menjadi siut...
Mencintai air harus menjadi ricik...
Mencintai gunung harus menjadi terjal...
Mencintai api harus menjadi jilat...
Mencintai cakrawala harus menebas jarak...
Mencintai kamu harus menjelma aku...
===================================================
#SapardiDjokoDamono#

Rabu, 20 Juli 2011

Tentang Bunda

Bunda telah beranjak sepuh dan anak-anaknya telah tumbuh dewasa...
Kala yang biasanya mudah dan tanpa upaya kini jadi beban...
Kala mata terkasihnya nan setia tak menerawang kehidupan seperti dahulu...
Kala kakinya mulai lelah dan enggan menyokong tubuhnya lagi...
Kala itu berikanlah lenganmu untuk menyokongnya...
Temanilah beliau dengan kegembiraan dan suka cita...
Waktu akan tiba ketika kau terisak menemaninya dalam perjalanan terakhir beliau...

Dan jika beliau bertanya kepadamu, selalulah menjawabnya...
Dan jika beliau bertanya lagi, jawablah pula...
Dan jika beliau bertanya lain kali, bicaralah padanya tidak dengan gelegar, tetapi dengan damai lembut...
Dan jika beliau tak mampu mengertimu dengan baik, jelaskanlah semuanya dengan suka cita...
Waktu akan tiba, waktu nan getir, ketika mulut beliau tidak akan bertanya lagi.
================================================
#Adolf Hitler, Jerman-1923#

Kamis, 26 Mei 2011

Inspirasi : Cinta Tak Bersyarat

Perang Vietnam yang berakhir pada tahun 1975 dengan menewaskan hampir sekitar 58 ribu tentara Amerika dan tiga juta warga Vietnam tidak hanya meninggalkan tanda tanya besar bagi warga Amerika akibat kegagalan yang mereka tunai tetapi juga menyisakan luka mendalam bagi warga sipil Vietnam yang harus menjadi korban putusan dan kebijakan Amerika yang dianggap keliru justru oleh sebagian rakyat Amerika sendiri. Terlepas dari polemik tersebut, terselip satu cerita nyata yang terurai dengan miris oleh seorang serdadu Amerika yang akhirnya berhasil pulang setelah berdansa dengan maut selama perang di Vietnam.

Sebut saja nama serdadu itu adalah Alvin. Begitu dia pulang dari Vietnam dan kembali ke kesatuan asalnya yang bermarkas di San Fransisco segera dia menelpon kedua orang tuanya.
"Papa...mama...saya sudah kembali dari Vietnam. Saya akan kembali pulang ke rumah, tetapi saya tidak sendiri. Saya mempunyai seorang teman dan saya akan mengajaknya pulang bersama dan tinggal di rumah kita".

"Tentu saja boleh sayang dan kami akan senang bertemu dengan temanmu itu", kata orang tua Alvin.

"Tapi Mama...ada satu hal yang perlu Mama dan Papa ketahui tentang temanku itu", ujar Alvin kemudian.

"Apa itu Nak?".

"Temanku itu terluka parah sewaktu kami bertempur di Vietnam. Secara tidak sengaja dia menginjak ranjau dan harus rela kehilangan lengan dan kakinya. Dia tidak punya tempat untuk kembali karena tidak ingin diketahui keadaannya oleh keluarganya dan akhirnya saya mengajaknya untuk tinggal bersama kita".

"Alvin...Mama Papa sangat sedih mendengarnya...mungkin kita dapat membantu temanmu itu dengan mencarikan tempat tinggal".

"Tapi Ma... Alvin ingin dia tinggal bersama kita", pinta Alvin memelas.

"Mungkin kamu tidak sadar dengan apa yang kau minta Alvin", kali ini Papa Alvin yang merespon permintaannya.

"Seseorang yang dalam kondisi cacat tentunya akan merepotkan kita nanti. Keluarga kita punya kehidupan sendiri dan jujur Papa dan Mama tidak ingin karena kehadiran temanmu yang cacat itu mengganggu kita. Lebih baik kamu segera pulang saja dan lupakan temanmu itu. Dia pasti akan menemukan cara untuk hidupnya sendiri", ujar Papa Alvin di ujung gagang telepon.

"Baiklah Papa...Alvin sangat sayang Papa dan Mama", Alvin lalu menutup telepon dan percakapan pun selesai.
===================================================

Satu minggu kemudian, kedua orang tua Alvin mendapat telepon dari kepolisian San Fransisco. Mereka mendapat berita duka bahwa Alvin tewas setelah terjatuh dari sebuah gedung bertingkat. Polisi setempat meyakini bahwa kematian Alvin bukan karena kecelakaan yang tidak sengaja, melainkan lebih ke arah kasus bunuh diri yang disengaja.

Mama dan Papa Alvin yang tentu saja sangat shock mendengar kabar kematian Alvin yang sangat tragis segera terbang ke San Fransisco dan menuju ke rumah sakit tempat mayat Alvin berada. Setiba di rumah sakit, mereka segera dibawa ke kamar mayat guna mengidentifikasi mayat anak mereka.

Orang tua Alvin segera mengenali kalau mayat yang membujur kaku di depan mereka adalah Alvin, tetapi yang membuat mereka menjadi lebih shock dan terkejut lagi adalah ketika mereka juga menemukan sesuatu yang tidak mereka ketahui sebelumnya....ternyata putra kebanggaan mereka meninggal dalam kondisi hanya memiliki satu lengan dan satu kaki.

Mereka segera tersadar bahwa penolakan kehadiran orang cacat yang telah mereka lakukan seminggu lalu adalah terhadap putra mereka sendiri.
===================================================

Kita tidak dapat menampik bahwa orang tua Alvin mirip dengan kebanyakan dari kita. Kita biasanya dengan mudah menerima atau menyukai orang yang menyenangkan lengkap dengan kesempurnaan yang dimilikinya, tetapi begitu mudah juga kita mampu untuk menolak atau menghindari orang yang menyusahkan atau yang membuat kita tidak nyaman. Kita akan memilih menjauhi orang yang menurut kita tidak sama dengan kita...entah itu karena ketidaksempurnaanya, karena ketidakelokan parasnya, atau karena berbagai sebab lain yang menurut kita hanya akan menyusahkan saja.

Kadang kita butuh kekuatan lebih untuk sanggup menerima orang apa adanya dan membuka hati untuk mampu lebih memahami mereka yang memiliki perbedaan dari kita...terlebih jika orang tersebut adalah orang yang masuk dalam lingkaran cinta kita dan terlibat langsung dalam hidup kita.






Selasa, 24 Mei 2011

Tentang Cerita

Sebuah cerita dapat menerangi hubungan kita dengan seseorang, mendorong tumbuhnya rasa kasih dan sayang, menciptakan perasaan takjub, atau mendukung konsep " Kita semua mengalami hidup bersama-sama."

Sebuah cerita dapat membuat kita merenungkan mengapa kita ada di sini...

Sebuah cerita dapat mengejutkan kita hingga kita mengenali kebenaran yang baru, menawarkan sudut pandang baru, dan suatu cara baru untuk memandang alam jagad raya ini dan seluruh isinya.

Cerita adalah gudang....ada banyak hal yang benar-benar disimpan dalam cerita dan yang cenderung disimpan didalamnya adalah makna hal tersebut.
===================================================
#RuthStotter#MichaelMeade#


Rabu, 11 Mei 2011

Tentang Waktu

Gunakan waktu untuk berpikir karena di situ ada sumber kekuatan...
Gunakan waktu untuk bermain karena itu rahasia dari masa kecil yang abadi...
Gunakan waktu untuk belajar karena itu adalah pusat sumber kebijaksanaan...
Gunakan waktu untuk mencintai dan dicintai karena itu hak istimewa yang diberikan Tuhan...
Gunakan waktu untuk bersahabat karena itu jalan menuju kebahagiaan...
Gunakan waktu untuk tertawa karena itulah musik yang menggetarkan hati...
Gunakan waktu untuk memberi karena itu dapat membuat hidup terasa berarti...
Gunakan waktu untuk bekerja karena nilai keberhasilan tercermin dari situ...
Gunakan waktu untuk berdoa karena itu adalah sumber ketenangan yang hakiki...
Gunakan waktu untuk beramal karena itu adalah kunci menuju surga...

Senin, 09 Mei 2011

Tentang Pilihan

Hidup selalu membentangkan aneka pilihan untuk dipilih...
Berjibaku sesaat di antara pilihan bukan berarti pilih-pilih...
Tapi hanya memilah-milah agar tidak salah...
Karena setiap hidup selalu ingin terbingkai dengan indah dalam sebuah risalah...

Tentang Belajar

Belajar adalah menemukan apa yang sudah kita ketahui...
Melakukan adalah memeragakan bahwa kita mengetahuinya...
Mengajar adalah mengingatkan orang lain bahwa mereka mengetahui sebaik kita...
KITA adalah PELAJAR, PELAKU, dan GURU...
#RichardBach#

Senin, 02 Mei 2011

Inspirasi : Karena Kamu adalah Sebuah Keajaiban

Setiap waktu dari kehidupan di mana kita melintasi perjalanan usia merupakan momen alam semesta yang selalu baru dan menciptakan keunikan tersendiri. Suatu momen yang dapat dipastikan tidak akan pernah terulang kembali walau apapun bayarannya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah "apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita?". Kita mengajari mereka bahwa bumi itu bulat, bahwa setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik sebagaimana disebutkan oleh Newton dalam hukum gravitasinya, dan masih banyak bahwa lainnya.

Kapan kita juga akan mengajarkan tentang siapakah mereka ?

Kita harus jujur dan berani bertanya kepada mereka masing-masing, "apakah kamu tahu siapa kamu?"....jawabannya adalah "Kamu sebuah keajaiban". Sepanjang segenap masa yang telah terlewati, tidak akan pernah ada anak seperti kamu mulai dari tanganmu, kakimu, caramu berjalan, otakmu yang cerdik, raut mukamu yang cantik, dan segala sesuatu yang membuat kamu menjadi kamu.

Kamu dapat menjadi Michelangelo, Einstein, Ibnu Sina, Abraham Lincoln, atau siapapun. Kamu memiliki segala kemampuan karena kamu adalah sebuah keajaiban. Dan ketika kelak kamu tumbuh menjadi dewasa, sampai hatikah kamu melukai orang lain yang merupakan, tak ubahnya kamu sendiri, sebuah keajaiaban ?

Kamu harus bekerja, kita semua harus bekerja untuk membuat dunia ini berharga bagi anak-anak dan mereka selalu tersenyum melewati perjalanan selama di dunia (^_^)
#PabloCasals#



Jumat, 08 April 2011

Kita dan Segala Ketakutan

Tulisan ini terinspirasi dari penggalan lagu milik Vierra :
♬♬♬...Aku takut kamu pergi, kamu hilang, kamu sakit...♬♬

Yup...TAKUT...kata yang sudah tidak asing di telinga kita dan mungkin diantara kita, kata tersebut telah tersimpan kuat di pikiran sejak kecil. Entah karena kesalahan atau karena ketidaktahuan para orang tua zaman dulu yang telah sengaja atau tidak menjejalkan berbagai hal yang menggiring pikiran anaknya untuk mau tak mau harus masuk dalam lingkaran ketakutan akibat berbagai sebab. Takut karena gelap, takut kalau nanti jatuh, takut salah, takut ketinggian, dan berbagai ketakutan lainnya yang tidak seberapa penting yang kadang harus terikut dan menyiksa hingga dewasa.

Ketakutan kita yang terdalam bukanlah bahwa kita tidak cakap. Ketakutan kita yang terdalam bukan karena kita lemah. Terang kitalah, bukan kegelapan kita, yang paling membuat kita menjadi takut.
Kita bertanya pada diri sendiri, siapakah diriku hingga layak menjadi pandai, cantik, elok, menawan, berbakat, bahkan menakjubkan ?
Sebenarnya....siapakah diri kita hingga tidak layak ? (Pertanyaan yang sangat-sangat tidak penting)

Kita adalah makhluk mulia ciptaan Tuhan. Mengecilkan diri kita tidak akan berguna bagi dunia. Sikap menciutkan diri agar orang lain tak merasa kurang percaya diri di sekitar kita bukanlah sikap yang mulia. Kita terlahir untuk mewujudkan kemuliaan Tuhan yang ada dalam diri kita. Itu bukan hanya ada dalam sebagian umat manusia, tetapi dalam tiap-tiap manusia.

Saat kita membiarkan terang kita bersinar, secara tak sadar kita telah mengizinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Saat kita terbebaskan dari ketakutan kita, kehadiran kita dengan sendirinya juga akan membebaskan orang lain.

Sesungguhnya ketakutan terbesar kita adalah takut pada yang telah menciptakan kita, yang menciptakan dunia beserta seluruh isinya, dan yang akan mengambil kita kembali beserta seluruh isi dunia ini juga.
===================================================
From : A Return to Love







Senin, 04 April 2011

Poetry : Dalam Doaku

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit
Yang semalaman tak memejamkan mata
Yang meluas bening siap menerima cahaya pertama
Yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala
Dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa
Yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil
Kepada angin yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja
Yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis
Yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu
Yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Magrib ini dalam doaku kau menjelma angin
Yang turun sangat perlahan dari nun di sana
Bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
Di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku
Yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
Yang entah batasnya yang setia mengusut rahasia demi rahasia
Yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu
Itulah sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
===================================================
(Supardi Joko Damono, kumpulan sajak "Hujan Bulan Juni" 1989)

Rabu, 23 Maret 2011

Belajar dari Jemari

Seperti biasa pada setiap training yang diadakan jika peralihan dari satu materi ke materi lainnya kadang dilakukan semacam ice breaking oleh trainer. Tujuannya sudah dapat ditebak agar para peserta tidak bosan hehehehe :). Pada suatu kesempatan training yang saya ikuti, oleh trainer diajukan pertanyaan seperti ini :
"Jika kelima jari tangan harus dijual satu per satu, jari apa yang paling pertama akan dijual begitu seterusnya hingga tersisa satu jari yang paling terakhir untuk dijual ?"
 
Mendengar pertanyaan trainer tersebut para peserta yang ditunjuk memberikan berbagai jawaban yang berbeda-beda tentunya dengan beragam argumentasi pula. Akhirnya trainer itupun segera mengeluarkan jawaban urutan jari yang paling pertama hingga terakhir yang harus dijual sekiranya hal tersebut terjadi sebagai berikut:
1. Jari tengah - jari yang suka menghasut jari telunjuk dan sombong (mungkin karena paling jangkung dari empat jari lainnya)
2. Jari telunjuk - jari yang gemar menunjuk sana sini dan berkesan memerintah (iya juga sih...)
3. Jari kelingking - jari yang paling lemah tapi penurut dan pemaaf (mungkin karena simbol pertemanan setelah marahan digambarkan dengan saling mengaitkan kelingking)
4. Jari manis - jari yang diberi hadiah cincin karena baik dan sabar (mungkin karena pada saat pertunangan atau akad nikah cincin selalu disematkan di jari manis meskipun jari tengah juga sering dipasangi cincin...saya malah di jari kelingking juga pakai cincin hehehehe)
5. Jari jempol - jari tambun yang paling suka memuji dan menyanjung (iya kalau jempolnya ke atas, tapi kalo jempolnya ke bawah ?)
==================================================

Sebenarnya, urutan jari tersebut bukanlah hal yang penting. Mengapa ? Coba deh bayangkan kalau jari kita jempol semua atau kelingking semua ? Ayo....aneh kan ?

Kelima jari kita dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing  yang dimiliki tetap selalu saling bersinergi untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari seperti menggenggam, menulis, dan masih banyak aktivitas dimana kita sangat tergantung pada kekompakan jari-jari kita. Jari tengah yang apabila kita acungkan melambangkan konotasi negatif sebagai simbol f*c*, tetapi kalau jari ini hilang tentu empat jari lainnya akan merasa timpang. Begitu pula dengan jari kelingking yang meskipun paling mungil bentuknya tetap memberikan andil kepada empat jari lainnya. Pokoknya kehilangan satu jari saja deh..pasti akan kacau.

Perumpamaan dari jari-jari tadi persis dengan kita. Setiap manusia dianugerahi oleh Tuhan dengan  berbagai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda mulai dari segi fisik, watak, dan lain-lain  yang pada akhirnya membentuk karakter masing-masing.  Namun, rasa saling membutuhkan antara sesama manusia akan tetap kekal selama roda dunia belum berhenti berputar dan tentunya kita tidak dapat memilih kalau kita hanya butuh orang yang berfisik good looking atau yang berwatak baik saja. Dengan segala perbedaan yang dimiliki oleh kita sebagai sesama manusia itulah yang juga akan membawa kita untuk tiba pada tujuan kita masing-masing.

Memang benar adanya bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk-Nya dengan tiada kegunaan bahkan selembar daun pun yang gugur ke bumi pasti akan bermanfaat. Berikan dan terimalah manfaat di antara kita sesama karena kita bukan makhluk individu yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.






Kamis, 17 Maret 2011

Musikku...Nyanyianku...

Saya pernah berkata lebih baik saya tidak menonton tv seharian daripada saya tidak mendengarkan musik atau nyanyian sama sekali. Entah sejak kapan persisnya kebiasaanku ini dimulai yang jelas selalu ada musik atau nyanyian di setiap sela waktuku. Saya memang mungkin tidak terlalu mahir untuk memainkan satu jenis alat musik apapun, tetapi kalau untuk sekadar bernyanyi...bolehlah :)

Secara etimologi, kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu muse yang merupakan sembilan dewi-dewi bersaudara anak dari Zeus (dewa dari segala dewa) dan Mnemosyne (dewi ingatan) yang pandai bernyanyi, berkesenian, berpuisi, serta memiliki pengetahuan. Sejarah panjang kehadiran musik dalam hidup manusia telah tercatat sedemikian panjang sebab telah dikenal sejak 70.000 tahun yang lalu. Pada dasarnya mendengarkan musik atau menyanyi merupakan aktivitas sederhana, tetapi memiliki kekuatan besar baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain yang mendengarkannya.

Musik dan nyanyian berperan sebagai penghibur di kala duka, pemberi warna lain kala gembira, pembangkit semangat kala bertarung, malah bisa juga sebagai penyembuh kala jiwa dan raga sedang sakit. Yup....mendengarkan musik atau bernyanyi lirih memang dapat membuat jiwa menjadi tenang atau mampu menurunkan tekanan beban mental walaupun pada saat itu pikiran kita sedang dijejali oleh berbagai pikiran entah itu karena masalah kerjaan di kantor, ribet akibat macet, atau whateverlah.

Mengapa musik atau nyanyian bisa berperan banyak seperti itu ? Ternyata oleh penelitian yang dilakukan Lawrence Parsons dari Texas University of San Antonio disebutkan bahwa melodi, harmoni, dan ritme yang merupakan unsur-unsur dalam musik berperan besar dalam mempengaruhi pola aktivitas di otak. Unsur melodi menghasilkan gelombang yang sama dari belahan otak kanan dan kiri sedangkan unsur harmoni dan ritme lebih fokus pada belahan otak kiri, overall...musik melibatkan hampir seluruh bagian otak. Mungkin karena itulah sehingga saya dan kebanyakan orang lain pada saat belajar atau nyetir mobil paling suka dengar musik  yang ternyata mampu meningkatkan kemampuan koordinasi antara konsentrasi dan ingatan yang mengarah pada ketajaman kemampuan visual yang lebih fokus dan pendengaran yang lebih baik.

Pemikiran kita tentang musik atau nyanyian juga jangan hanya sebatas pada jenis pop, hip pop, jazz blues, country, atau yang lainnya. Mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al Quran atau kita sendiri yang melagukannya merupakan jenis musik rohani dan suci yang sangat membimbing ke arah rasa damai yang dalam dan juga bermanfaat 'melepaskan' rasa sakit.

Jangan ragu, takut, dan malu untuk bernyanyi.....bernyanyilah..!!!! Lagukan nyanyian hatimu :)
==================================================
"Music lift up the soul" #Don Campbell, author of The Mozart Effect#







Minggu, 13 Maret 2011

Baitullah

Jumat, 3 Juli 2009...
Dini hari...
Masjidil Haram...

Menempuh jarak kurang lebih 490 km selama hampir 5 jam dari Madinah menuju Makkah ternyata tidak selelah yang saya bayangkan apalagi rute yang sama sebelumnya juga pernah saya lewati dari Jeddah ke Madinah. Bus yang saya tumpangi juga sangat kondusif ditambah jalan yang mulus dan sangat luas sehingga terasa benar-benar lowong melewati padang bergurun di sepanjang kanan kiri jalan.

Tiba di kota Makkah sekitar pukul 10 malam, saya bersama yang lainnya langsung menuju hotel dulu untuk menyimpan barang-barang, makan malam, dan istirahat sejenak. Tidak banyak hal yang dapat dilakukan karena kami sudah dalam keadaan ihram menanti persiapan untuk melakukan umrah pertama.

Tepat pukul 01.00 kami berjalan menuju Masjidil Haram yang persis di depan hotel tempat kami menginap. Saya bersama rombongan lainnya masuk ke Masjidil Haram melalui pintu King Abdul Azis terus berjalan lurus hingga akhirnya menginjakkan kaki ke lantai Ka'bah.

Takjub, kagum, bercampur rasa tidak percaya, serasa bermimpi...itulah rasa yang menderaku saat pertama kali melihat bangunan berbentuk kubus terbalut kain hitam bersulamkan benang emas bernama kiswa sampai saya harus mencubit kecil lenganku...dan aduh !!! SAKITTTT...berarti saya gak lagi mimpi. Selama ini saya hanya melihat visualnya melalui gambar di sajada, televisi, atau hiasan dinding yang ada di rumahku, tetapi kali ini saya benar-benar telah berdiri di depan Baitullah. Kami lalu diarahkan oleh muthawwif untuk bersiap-siap melakukan tawaf yang dimulai pas di pilar lampu berwarna hijau.

Selama mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali putaran, mataku tidak pernah lepas memperhatikan 4 sisi yang saling merekat bersinergi mulai dari Multazam yang terletak di antara pintu Baitullah dengan Hajar Aswad, pancuran emas, Rukun Yamani, hingga Hajar Ismail.


Multazam


Hajar Aswad


Pancuran Emas


Usai menuntaskan putaran tawaf yang ketujuh, kami lalu diarahkan untuk melakukan shalat sunat di belakang makam Ibrahim. Karena situasi yang tidak memungkinkan untuk dapat melakukan shalat sunat persis di belakang makam Ibrahim akibat padatnya jamah lain yang juga melakukan tawaf -bulan Juli bertepatan dengan musim liburan di Arab-, kami hanya mengambil tempat sebisa kami mungkin yang jelas dapat melakukan shalat sunat tawaf. Alhamdulillah, saya berhasil mendapat tempat yang sangat strategis...Multazam di depanku. Setelah shalat, serangkaian doa segera kupanjatkan kepada Allah yang Maha Pemberi lagi Maha Pemurah.

Minum air zam-zam adalah tujuan berikutnya. Di tempat inipun ternyata juga harus antre dan berdesak-desakan. Beruntung, ada teman satu rombongan yang berbaik hati mengambilkanku segelas air zam-zam.


Untuk menyempurnakan rangkaian umrah masih ada 2 tahapan lagi yang harus kami kerjakan yaitu sai' dan tahallul. Tidak terasa, butuh waktu hampir sejam untuk menyelesaikan semua rangkaian tersebut dan begitu semuanya usai otomatis ihram kami agan gugur.

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Untuk kembali ke hotel sebenarnya sangat memungkinkan karena waktu fajr nanti pukul 05.00, tetapi saya mengurungkan niat itu dan lebih memilih untuk menantikan fajr dengan menikmati segala kebesaran Allah SWT di depan Baitullah.
==================================================
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia" (Qs 3.96)

Kamis, 10 Maret 2011

Hitam Putih

*Kenapa sih blog kamu backgroundnya harus hitam ? Kenapa gak pink atau yang lain aja ?
*Kayaknya baju hitam sama putih kamu ada selusin yah ?
*Gadget kamu kok hitam semua ?
*Mukena kamu kok putih semua padahal sekarang kan banyak yang full colour ?

Itu adalah sebagian pertanyaan dari orang-orang disekitarku tentang hitam putih. Kalau ada yang bertanya apakah favorit saya hitam putih ? Jawabanku bisa iya bisa tidak....relatif. Soal warna pakaian dan kerudung misalnya..... hampir semua koleksi warna saya miliki, mulai dari orange, pink, ungu, hingga merah menyala semua ada. Begitupun dengan berbagai aksesoris  lainnya yang saya miliki beraneka warna, hanya saja memang ada beberapa item barang yang saya miliki lebih dominan hitam atau putih.

HITAM...
Ada yang perlu diluruskan sedikit kalau hitam itu pada dasarnya bukan warna meskipun ada yang mengkategorikan hitam itu sebagai salah satu jenis warna. Benda hitam menyerap semua warna dari spektrum yang terlihat dan tidak memantulkan satupun spektrum warna ke mata (coba deh pas gelap gulita, mata bisa gak melihat warna lain ?). Alasan itulah yang menjadikan hitam itu sebenarnya bukan warna. Hitam sering dikonotasikan negatif. Kebanyakan orang beranggapan kalau hitam itu identik dengan hal-hal yang berbau misterius dan lekat dengan kematian atau ketakutan. Di beberapa ungkapan emosi, hitam dapat mewakili perasaan sedih, hampa, putus asa, dosa, atau ancaman. Namun, dibalik sederet hal yang bernuansa negatif ternyata hitam juga memiliki kelebihan lain. Menurutku, hitam itu berkesan elegan, punya pesona tersendiri, dan yang paling penting adalah berkarakter kuat.

PUTIH...
Begitu menyebut warna putih maka yang segera terlintas di benak kita adalah suci, murni, atau bersih. Oh iya...putih itu termasuk warna sebab dapat memantulkan semua warna dari spektrum cahaya yang dapat terlihat oleh mata. Menurutku putih itu adalah warna kesempurnaan yang innosens. Putih kerap dikonotasikan dengan sesuatu yang bermakna positif atau digambarkan sebagai cahaya, tetapi kadang juga putih dikaitkan dengan kematian begitu melihat kain kafan atau ketakutan begitu membayangkan pendeskripsian hantu dan sebangsanya.

Terlepas dari kelebihan atau kekurangan serta konotasi positif / negatif yang dimiliki oleh hitam dan putih, keduanya paling netral, natural, paling jujur, dan tidak menimbulkan ambigu yang membedakannya dengan warna lain.  Hitam dan putih  tidak memiliki gradasi atau turunan warna lainnya. Hitam tetap hitam. Kita tidak pernah menyebut ada hitam tua ataupun hitam muda begitu pula dengan putih yang tetap putih meskipun kadang ada istilah putih tulang atau putih gading, tetapi yang jelas esensi dasar dari warna putih itu tidak berbeda. Bandingkan dengan warna-warna lainnya yang punya sederet warna turunan atau gradasi. Menyebut merah..ada merah tua, merah muda, merah marun, merah bata. Pindah ke warna hijau, tetap ada hijau tua, hijau muda, hijau lumut, hijau daun, hijau tosca. Belum lagi pink yang sudah ada variannya menjadi fuschia, pink strawberry, dan lain-lain.

Saya sengaja menggunakan hitam sebagai background di blog karena menurutku hitam menimbulkan kesan dan penekanan yang sangat mendalam terhadap tampilan baik pada jenis font, jenis warna tulisan, maupun gambar. Dengan background hitam, semua jenis warna lain dapat ditumpuk begitu saja yang menghasilkan tampilan kontras.

Koleksi baju hitam dan putih saya memang rata-rata lebih dari enam sebab keduanya sangat mudah dipadupadankan dengan semua jenis warna lain, utamanya hitam yang menyerap segala warna. Koleksi baju hitam saya paling laku pas musim hujan. Alasannya simple....hitam dapat menahan panas lebih lama selain itu kalau dicuci agak cepat kering.....hehehehe. Di samping itu kalau sudah kepepet harus ke kantor pagi-pagi sementara stock baju yang ready sudah tidak ada atau lagi malas bereksperimen melakukan mix and match, maka koleksi pakaian hitam atau putih menjadi satu-satunya pilihan...no the other choice.

Sama halnya dengan mukena..saya lebih merasa comfort dengan putih meski banyak bermunculan mukena yang fashionable dengan berbagai warna. Menghadap kepada Allah dengan menggunakan warna putih terasa lebih afdol karena putih melambangkan kesucian utamanya kesucian tauhid. Inilah mungkin yang menjadi alasan mengapa pada saat ihram untuk melakukan umrah disunatkan memakai pakaian putih begitu pula pada saat wukuf di Arafah.

Semua gadget yang saya miliki seperti handphone, blackberry, PC, etc semuanya hitam karena tidak cepat kusam atau kotor. Di samping itu tampilannya juga kelihatan lebih awet dibandingkan warna lain yang kalau sudah lama digunakan akan memudar.


=========================================================================
Sometimes life is also identified with the black and white, but life is not only limited to black and white coz life is full of colour.







Senin, 07 Maret 2011

Story : Sisi Lain Sisi

To : My Bestie Callysta

Dear..sekarang aku sudah tiba dan baru saja check in di Sufitel Amsterdam The Grand. Sepertinya nanti besok deh aku bisa jabanin kamu ke Edam. See U....mmmuaaah :)

->Send

->Delivered to My Bestie Callysta

"Smsku sudah terkirim ke Callysta. Besok aku akan bertemu dengan sahabatku, setahun ternyata berlalu begitu cepat. Terakhir kami bertemu tahun lalu menghabiskan malam tahun baru di Amsterdam," gumam Sisi dalam hati.

==================================================

Keesokan harinya, sebuah sedan ford berwarna hitam meluncur dengan kecepatan sedang dari arah Amsterdam menuju ke bagian utara. Jarak dari Amsterdam ke Edam yang hanya berjarak kurang lebih 20 kilometer dilalui Sisi dengan begitu cepat karena jalan tersebut memang sudah sering dilaluinya dan Sisi baru sadar kalau dirinya telah tiba di Edam manakala dirinya sudah melihat Danau Markermeer yang selalu ramai dengan para pencinta olahraga air. Yah, di danau air tawar ini memang sangat asyik untuk memacu adrenalin dengan beraneka macam olahraga air yang ditawarkan dengan pemandangan yang indah.

Mencari rumah Callysta yang terletak beberapa blok dari Danau Markermeer tidaklah sulit apalagi rumah itu terletak di sudut dengan hamparan warna-warni bunga yang menunjukkan kalau si empunya rumah sangat suka dengan bunga. Sisi segera memarkir mobilnya dan begitu turun dari mobil segera seorang wanita muda sekitar 30-an tahun menyambutnya dengan uluran kedua tangannya. Mereka berpelukan sambil melompat-lompat mirip anak kecil yang lagi kegirangan kalau diberi permen atau mainan baru.

"Yah ampun Ta..kamu gak berubah. Badan kamu tetap langsing aja," demikian puji Sisi begitu pertama kali melihat sahabatnya Callysta.

"Kamu juga gak berubah Sisi, tetap manis walaupun rambutmu dipanjangin. Aku benar-benar kangen deh sama kamu. Masuk yuk, aku sudah siapin hot cappuccino sama strawberry cheese cake kesukaanmu" ajak Callysta.

"Kabar proyek apartemenmu gimana Sisi ?"

"Dikit lagi tinggal finishing aja habis itu buat grand launching deh." jawab Sisi sambil mengikuti Callysta masuk ke ruang tamu dari belakang.

"Iklannya siapa yang ngerjain ?"

"Aku punya agency iklan baru Ta'...orangnya sangat smart dan kreatif lulusan dari Leiden. Sendirian aja Ta' ?" tanya Sisi setelah tiba di ruang tamu.

"Begini deh tiap hari. Anakku Nadine sekolah terus K' Danny kerja....risiko ibu rumah tangga hahaha."

"Tapi kelihatannya kamu sangat menikmati peranmu Ta' sebagai istri plus ibu. Kadang aku iri sama kamu," kata Sisi sambil melihat foto keluarga Callysta yang terbingkai dengan pigura mewah melekat di dinding ruang tamunya.

"Ah..kamunya aja sih yang sibuk dengan karier sampai melupakan urusan nikah. Padahal gak satu atau dua cowok aja kan yang naksir kamu. Sudah ada belum ?" kali ini Callysta menarik tangan Sisi untuk duduk di sofa.

"Iya sih hehehe..BTW aku ngundang kamu besok yah lunch di tempatku sekalian aku mau perkenalkan seseorang dengan kamu atas pertanyaanmu barusan."

Perkataan Sisi barusan sontak membuat Callysta kaget dan hampir saja menumpahkan strawberry chese cake ke pangkuan Sisi. "Kamu serius kan ? Lagi gak bercanda ? Atau jangan-jangan kamu ngerjain aku nih, " ungkapan ketidakpercayaan Callysta keluar bertubi-tubi.

"Aku sangat-sangat serius Ta' dan besok kamu pasti akan terkejut."
==================================================

Itulah Sisi dan Callysta yang bersahabat sejak mereka kuliah dari semester satu. Banyak suka duka yang telah mereka lalui bersama dalam ikatan persahabatan meski berbagai latar belakang yang berbeda menjadikan mereka sebagai individu yang berbeda pula. Kemandirian Callysta yang terlahir sebagai anak sulung  sangat kontras dengan Sisi yang childish sebagai anak bungsu di keluarganya. Callysta terbiasa dengan kesederhanaan sementara Sisi sudah dijejali dengan berbagai fasilitas mewah dari orang tuanya yang berprofesi sebagai developer high class. Callysta sangat memuji kecantikan Sisi yang oriental sementara Sisi juga mengagumi keelokan rupa Callysta yang melayu banget, malah Sisi pernah berseloroh dari arti nama Callysta aja sudah ketahuan cantik karena nama Callysta itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti kecantikan yang luar biasa. Belum lagi perbedaan seperti selera film, musik, dan lain-lain, tetapi justru berbagai perbedaan itu yang membuat persahabatan mereka langgeng selama hampir 13 tahun.

Meskipun disibukkan dengan urusan pekerjaan selepas kuliah, mereka tetap menjalani persahabatan hingga akhirnya Callysta menikah duluan, punya anak, dan harus resign dari pekerjaan karena mengikuti suaminya yang bekerja di perusahaan asing.  Berpisah oleh jarak tetap tidak memutuskan hubungan komunikasi mereka.  Sisi tetap sering curhat soal proyek developernya, soal pembebasan lahan yang kadang bikin pusing, soal mobil barunya, dan macam-macam lagi sedangkan Callysta tentu saja curhat soal Nadine anaknya yang kadang ribet hanya karena urusan pita, soal pekerjaan Danny suaminya, atau soal cara beradaptasi tiap kali pindah ke tempat baru.

Sejak tiga tahun terakhir, Callysta ikut suaminya yang dipindahtugaskan ke Belanda dan gayung bersambut Sisi juga punya proyek kerja sama dengan developer dari Belanda yang membuatnya kadang harus terbang ke Belanda. Otomatis intensitas pertemuan mereka kembali terbangun meskipun tidak selalu ketemu tiap hari atau tiap bulan yang jelas begitu Sisi akan ke Belanda pasti akan segera diinfokan ke Callysta untuk selanjutnya segera dibuat daftar acara makan bareng, hunting baju bareng, atau sekedar menghabiskan waktu di kafe.
==================================================

"Hallo..Sisi...aku sudah tiba nih. Kamu dimana ?"

"Langsung aja ke resto...aku sudah di sini...meja nomor 5."

Callysta segera bergegas menuju ke meja yang dimaksud oleh Sisi dan benar saja dia sudah ada duduk manis di sana lengkap dengan makanan yang sudah dipesannya duluan.

"Duduk Ta'..aku sudah pesanin makanan kesukaan kamu," kata Sisi sambil mempersilahkan Callysta duduk.

"Sisi...yang kamu mau kenalkan ke aku mana? Kok belum datang?"

"Sebentar lagi dia pasti datang kok...kamu makan aja dulu gak usah nunggu dia," ujar Sisi sambil tangannya sibuk memilin-milin tissue.


Sejam sudah berlalu tanpa terasa. Makan siang yang tadi tersaji di meja juga sudah berpindah ke perut Sisi dan Callysta. Tak lama kemudian Sisi berseru sambil menunjuk ke arah pintu, "nah..akhirnya datang juga". Callysta segera memalingkan wajahnya ke arah orang yang dimaksud Sisi, tapi dia hanya melihat seorang gadis muda yang berwajah blasteran.

"Eline Jasmijn Guusje," demikian gadis itu memperkenalkan namanya ke Callysta.

"Ini lho Ta' agency iklan yang menjadi rekananku sekarang. Dia blasteran Indonesia Belanda jadi agak ngertilah bahasa Indonesia."

Callysta hanya tersenyum mendengar penjelasan Sisi sambil sesekali melihat jam tangannya. Dia harus segera balik sebelum Nadine pulang sekolah.

"Sisi..orang mau kamu kenalkan masih lama yah datang. Aku harus pulang nih, kasian kalau Nadine pulang sekolah trus aku gak di rumah."

"Lho Ta'...aku kan sudah kenalin ke kamu."

"Iya, tapi dengan Eline yang agency iklan kamu Sisi."

"Dia juga yang akan menemani hidupku Callysta."

Demi mendengar semua itu, tiba-tiba Callysta merasa kalau darahnya berhenti mengalir, jantungnya berhenti berdetak, sekujur tubuhnya kaku, dan dunia sesaat berhenti berputar.
==================================================

Malam harinya, Callysta membca email dari Sisi :

Dear Callysta,

Aku masih ingat betul bagaimana ekspresi wajahmu siang tadi ketika kau harus tahu bahwa aku dan Eline tidak hanya sebatas rekanan kerja, tetapi lebih dari itu. Aku sudah katakan sebelumnya bahwa kau pasti akan terkejut dengan pilihanku ini. Awalnya..hubungan kami memang hanya sebagai teman kerja, lama kelamaan dia mampu merebut hatiku. Eline orangnya cantik, mandiri banget, smart, easy going, dan yang paling penting pandangannya tentang hidup sama persis dengan aku. Kami merasa sejalan.

Aku yakin kamu cukup bijaksana menyikapi pilihanku ini Ta'...saya sangat kenal dengan kamu. Ini memang tidak lazim bagi adat kita, tapi inilah pilihan hidupku. Saya sudah siap dengan segala konsekuensi yang harus saya tanggung. Semoga penilaian dan sikap kamu tidak berubah sedikitpun ke saya karena saya masih ingin menjadi sahabatmu sampai kapanpun.

Your Bestie,
Sisi
===================================================

Jauh di lubuk hati terdalam Callysta..."Kamu mungkin merasa sangat mengenal aku Sisi, tetapi kamu menjadi asing buat aku karena ternyata ada sisi lain dari kamu yang tidak pernah aku tahu dan kenali."













 

Selasa, 01 Maret 2011

K E B A H A G I A A N

Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah anugerah, dan besok adalah misteri...

Tampaknya kata-kata itu memang ada benarnya. Kadang kita enggan bersinggungan dengan semua hal yang kita temui hari ini hanya karena terlalu asyik berkhayal dengan masa depan atau sibuk  terpaku merunut satu per satu peristiwa yang pernah ada di masa lampau sehingga kadang beranggapan bahwa hidup ini tidak adil, hidup ini tidak indah, kebahagiaan tidak lagi berpihak padaku, beban hidupku terlalu berat, dan serangkaian kata-kata yang bernuansa emosi negatif lainnya yang mengakibatkan kebahagiaan makin menjauh.

Masa lalu ,dengan segala kebahagiaan atau duka yang pernah tercipta, tidak bisa lagi diulang, tidak bisa diperbaiki, bahkan sudah mati sedangkan masa depan ? Belum tiba !

Di antara kita banyak yang memandang bahwa kebahagiaan itu merupakan sesuatu yang ada di luar diri kita sehingga kadang kita selalu berorientasi untuk meraih kebahagiaan melalui cara mencari atau mengejar di berbagai tempat, tanpa mengenal waktu, dan menggunakan berbagai jalan yang justru menyesatkan. Kebahagiaan yang sesungguhnya tidak perlu dicari atau dikejar di luar sana, tetapi kita cukup menemukannya di satu tempat yang sangat kita kuasai medannya yaitu di DALAM DIRI KITA SENDIRI, waktu untuk menemukannya yang paling baik adalah HARI INI, dan jalan yang paling mudah dilalui untuk menemukan kebahagiaan adalah dengan BERSYUKUR dan IKHLAS MENERIMA.

Bersyukur dan ikhlas menerima....di bagian inilah orang paling banyak terjungkal ketika berjalan untuk bertemu dengan kebahagiaan.

"Bagaimana mau bersyukur dan menerima kalau saya belum begini, belum bisa begitu, apa yang saya miliki belum cukup !"

"Dia bisa beli ini beli itu kok saya gak bisa, kok dia  ?"

STOP IT !!!

Definisi cukup itu relatif, tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Berhenti membandingkan!!! Ini akan membuat kita semakin tidak pernah habis-habisnya mencari dan mengejar yang secara lambat tapi pasti akan membelit kita dalam pusaran arus hidup yang rumit.

Apa yang telah Tuhan berikan dan telah kita miliki hari ini mulai dari keluarga, teman atau sahabat, pekerjaan, kesehatan, kendaraan yang jenisnya apapun, tabungan yang seberapapun jumlahnya, bahkan diri kita sendiri sekalipun...syukuri dan terima.

Apa yang kita punya di hari ini patut kita syukuri dan terima dengan segenap keberanian yang kita miliki karena itulah jalan menuju kebahagiaan.

**Jangan pernah lelah untuk berucap syukur, terima kasih, atau Alhamdulillah











Senin, 28 Februari 2011

Story : I m p a s

BUZZ !!!
BUZZ !!!
aditya_gifari: Hi !!!
queenina: Hi juga...
aditya_gifari Pa kabar ?? lama gak dengar kabar darimu...akhirnya aku bisa  juga dapat nama YM kamu dari milis di group sekolah kita dulu..
queenina: Alhamdulillah kabarku baik..kamu sendiri pa kabar ?
aditya_gifari: Aku juga baik kok :)
queenina: Adit...aku off dulu yah mo lanjutin kerjaan nih..
aditya_gifari: Oh iya ya..di Indonesia masih siang..hehehe..sorry mengganggu
queenina: Never mind...C U...
===================================================

Perbincangan singkat melalui dunia maya di siang hari itu mau tidak mau membuat Nina harus mengurai kembali satu per satu peristiwa yang pernah terjadi hampir delapan tahun silam.

Sebagai seorang anak perwira tinggi di Angkatan Darat, Nina harus menerima risiko untuk hidup nomaden dari satu daerah ke daerah lain mengikuti papanya bertugas. Mendekati kenaikan kelas 2 SMA, papa Nina ditarik kembali ke Mabes ABRI di Cilangkap Jakarta. Itu berarti Nina dan keluarganya harus pindah lagi ke Jakarta setelah hampir dua tahun menghabiskan hidup di Balikpapan. Jakarta sebenarnya bukan kota asing bagi Nina sebab dia sendiri lahir, dibesarkan dan sempat mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SD.

Nina merasa agak beruntung dengan kepindahan papanya kali ini karena bertepatan dengan kenaikan kelas sehingga Nina dapat memulai pelajaran dari awal bersama teman-teman barunya. Paling sebel kalau pindahnya pas pertengahan semester karena Nina harus jumpalitan mengejar ketertinggalan atau berusaha menyesuaikan materi pelajaran yang didapat dari sekolah sebelumnya.

Mencari sekolah baru di Jakarta ternyata gampang-gampang susah juga...banyak faktor yang harus diperhatikan terutama faktor kemacetan. Bersyukur, mama Nina menemukan sekolah favorit yang letaknya cukup strategis antara letak rumah Nina dan kantor papanya...ini penting sebab setiap pagi Nina harus nebeng di mobil papanya dan pulang tinggal dijemput sama ajudan papanya.

Hari pertama menginjakkan kaki di sekolah baru, Nina hanya diantar mamanya hingga depan pintu kelas dan diperkenalkan dengan guru yang mengajar di kelas itu. Seperti biasa, Nina harus kembali memperkenalkan diri di hadapan teman-teman barunya.

"Nina..berhubung kursi yang kosong tinggal satu-satunya di kelas ini jadi kamu tidak bisa milih. Silahkan duduk di bangku pojok depan sebelah kiri," kata ibu guru sambil menunjuk ke arah kursi yang kosong.

Nina mengikuti telunjuk ibu guru dengan ekor matanya..dan oh my god..teman sebangkunya ternyata seorang cowok. Tidak ada pilihan..mau tidak mau Nina harus duduk di situ..jumlah siswa di sekolah ini memang hanya 24 orang setiap kelas dan sepertinya Nina menjadi siswa ke-24 di kelas barunya.

"Hi...namaku Aditya Gifari Priamdani, tapi panggil Adit aja," sapa cowok yang kini jadi teman duduk Nina.

"Hi juga...,"

Adit itu ternyata orangnya lumayan cerdas, supel, suka membantu, agak sedikit jahil trus satu lagi kalau sudah asyik dengan dunianya dia akan menjadi manusia paling cuek. Itulah hal yang dirasakan Nina selama menjadi teman sebangku Adit. Nasib Adit juga tidak jauh beda dengan Nina yang orang tuanya suka pindah-pindah tugas. Malah menurut Nina, Adit lebih hebat karena pindah-pindahnya bisa ke luar negeri...yah maklum saja papa Adit seorang diplomat.

Duduk dengan Adit juga secara tidak sadar membuat Nina kembali ingat dengan sosok Vino, saudara kembarnya, yang belum setahun meninggal sewaktu mereka masih di Balikpapan akibat kecelakaan. Ada kesamaan karakter di antara keduanya..mungkin karena lahir di bulan dan tahun yang sama hanya beda hari saja.
=========================================================================
***Tahun ajaran baru tiba...Nina naik kelas 3

"Nina..nina...sudah liat papan pengumuman belum," tanya Adit yang tiba-tiba aja sudah langsung ada dekat Nina

"Belom, memangnya ada apa ?"

"Pembagian kelas  baru sudah diumumkan trus kita sekelas lagi."

"Oh, yah ?" balas Nina dengan wajah sumringah.

"Iya, kita sekelas. Ntar duduknya barengan lagi yah."

Tahun kedua duduk sebangku dengan Adit membuat Nina merasa semakin dekat dan merasa semakin mengenal sosok Adit. Bagi Nina, Adit tidak hanya sekadar teman sekolah tetapi perlahan juga dianggapnya sebagai saudara hingga kadang Nina memberikan perhatian yang memang pantas didapatkan untuk orang yang sudah dianggap saudara. Adit juga begitu sangat menghormati perempuan mungkin karena di keluarganya dia diapit oleh satu kakak perempuan dan satu adik perempuan yang membuat Adit paham betul bagaimana memperlakukan perempuan.

Nina sadar betul kalau saling perhatian yang mereka jalani berdua semata-mata tulus karena mereka saling menganggap sebagai saudara satu sama lain. Keduanya berusaha sekeras mungkin untuk tidak membuat keterlibatan hati sampai akhirnya.....

"Nina...aku pengen ngomong sesuatu sama kamu," kata Adit saat mereka berdua sedang berada di kafe favorit mereka.

"Ngomong apaan sih..kok serius banget ?" tanya Nina sambil mengaduk-aduk milkshake cokelat yang masih tersisa setengah gelas.

"Emang serius," gumam Adit.

"Apaan memang ?"

"Tapi kamu janji yah gak bakalan marah !!"

"Iya deh," balas Nina sambil tersenyum manis ke arah Adit.

"Aku sayang sama kamu Nina," Adit berkata serius sambil menatap wajah Nina yang tepat berada di depannya.

Mendengar perkataan Adit barusan, Nina malah tertawa ngakak yang memaksa Adit harus menggeser sedikit posisi duduknya lebih merapat ke meja.

"Kok malah ketawa ?" protes Adit.

"Habis kamunya lucu sih," balas Nina sambil masih menahan senyum.

"Lucunya di mana Queenina ?" Adita balik bertanya dan kalau sudah menyebut nama Queenina itu tandanya dia lagi serius.

"Yah..lucu aja kamu tiba-tiba bilang sayang sama aku. Selama ini kan kita sudah berteman..sudah kayak saudara malah..jadi yah wajar kalau kita saling menyayangi."

"Aku pengen lebih dari itu."

"Maksudmu ?" gantian Nina yang mimiknya berubah jadi serius.

"Aku pengen jadi pacar kamu."

"Tapi Dit," sela Nina.

"Tunggu dulu...aku belum selesai ngomong. Mungkin kamu kaget tiba-tiba aku bilang sayang sama kamu begitu saja, tapi jujur Nina semakin lama kenal dan dekat dengan kamu perasaanku terhadapmu mulai berubah dari sekadar teman yang kau anggap saudara. Sebenarnya sudah lama aku pengen bilang ini ke kamu, tapi aku berusaha untuk membunuh perasaanku...aku takut hanya perasaan yang sesaat aja...ternyata tidak."

"Dit..kamu lagi becanda kan ?" Nina masih tak percaya.

"Enggak Nina..aku serius..atau aku harus mengubah yah kalimatku yang tadi menjadi aku cinta kamu Queenina ?" kali ini Adit lebih serius sambil menggengam kedua tangan Nina.


"Adit..kamu..???" Nina tidak sanggup lagi melanjutkan keheranannnya.


"Nina..mungkin pertama-tama sulit bagimu untuk belajar mencintaiku, tapi aku akan mengajarimu bagaimana cara untuk mencintaiku dengan sepenuh hatimu...aku janji...aku yakin kamu pasti bisa."
===================================================


Nina dan Adit pun akhirnya berhasil menjalani kisah cinta mereka hingga lulus SMA dan berhasil sama-sama di terima di perguruan tinggi ternama meskipun beda fakultas. Nina memilih kuliah di bidang psikologi sedangkan Adit memilih IT. Empat semester mereka lalui bersama...saling support satu sama lain...

Suatu hari di taman biasa tempat mereka menghabiskan waktu bersama...

"Nina..papaku dapat tugas baru jadi atase di Amerika," ucap Adit memecah kesunyian.

"Asyik dong..bisa ke Amerika," timpal Nina.

"Tapi sepertinya kami sekeluarga juga harus ikut pindah Nina..bukan cuma papa mamaku aja."

"Hah..? Trus kuliah kamu gimana ?"

"Papa sudah mengurusnya biar aku bisa transfer dan di sana ada universitas yang mau menerimaku."

"Terus hubungan kita gimana ? Long distance ?"

"Itulah yang aku mau omongkan juga denganmu Nina. Setelah aku pikir-pikir jauh lebih baik kalau kita mengakhirinya saja."

"Maksud kamu..?" Nina mendadak lemas sudah tidak sanggup lagi melanjutkan pertanyannya.

"Kita pisah Nina, aku tidak yakin apakah kita mampu meneruskan hubungan kita sementara kita terpisah jauh oleh jarak," balas Adit yang sudah tidak sanggup lagi melihat wajah Nina.

"Tapi Dit...kitakan belum menjalaninya."

"Masalahnya bukan di situ Nina, aku tau kamu tipe cewek yang sangat setia tapi justru aku yang tidak yakin dengan diriku. Aku takut kalau aku sudah disana aku terlalu sibuk dengan kuliahku sampai-sampai aku tidak peduli lagi padamu. Ingat Nina..kita hanya tersambung oleh alat komunikasi tidak lebih dari itu. Aku tidak ingin menyiksamu dengan keadaan. Aku tidak ingin diantara kita timbul prasangka macam-macam. Maafkan aku Nina."

Nina tidak dapat berbuat banyak untuk menghalangi niat Adit. Apa yang dikatakan Adit ada benarnya juga..menjalani hubungan jarak jauh tidak semudah dengan yang dibayangkan. Nina berpikir, mungkin jauh lebih baik hubungan mereka diakhiri secara baik-baik mumpung masih sempat bertemu langsung dari pada harus pisah lewat SMS atau sejenisnya. Nina tidak pernah menyesali telah memberi kesempatan kepada Adit  untuk mengisi hari-harinya karena Nina merasa justrudia juga yang telah membuat Adit tersesat di hatinya lewat perhatian yang dia berikan.

Sebulan, dua bulan, tiga bulan, setahun pertama sejak berpisah mereka masih sempat berkomunikasi lewat email. Setelah itu, mereka disibukkan dengan urusan dan pekerjaan masing-masing hingga benar-benar lost contact.
===================================================

BUZZ !!!
BUZZ !!!

aditya_gifari Belum tidur Nina ?
queenina Belum..
aditya_gifari:  Masih sibuk dengan urusan kerjaan ?
queenina:  Gak juga kok..sebisa mungkin aku gak harus membawa kerjaan kantor ke rumah. Kamu sendiri kok sempat-sempatnya chatting...lagi gak kerja yah?
aditya_gifari:  Nih juga lagi kerja..tapi sambil chatting hehehehe
queenina: Dasarrrr.....:)
aditya_gifari:  Nina..soal kita dulu aku pengen minta maaf..
queenina: Minta maaf apa lagi ? Gak ada lagi yang perlu dimaafkan kok...itukan masa lalu kita
aditya_gifari: Aku pengen minta maaf sama kamu karena dulu aku pernah mengajarimu bagaimana cara untuk mencintaiku dengan sepenuh hati tapi aku lupa mengajarimu  bagaimana cara untuk melupakanmu dengan sekuat hati. Jujur Nina..sangat menyiksa sekali bagiku ketika aku harus terpisah denganmu..
queenina: Oh itu ?? Gak pa-pa kok Dit..mungkin jalan kita memang harus seperti itu. Aku juga pengen minta maaf sama kamu
aditya_gifari: Kok kamu juga mau minta maaf ?
queenina: Yah ...aku mau minta maaf karena telah membuatmu tersesat di hatiku.


I M P A S




Kamis, 24 Februari 2011

Poetry : Jadi

J A D I

Tidak setiap derita jadi luka
Tidak setiap sepi jadi duri
Tidak setiap tanda jadi makna
Tidak setiap tanya jadi ragu
Tidak setiap jawab jadi sebab
Tidak setiap seru jadi mau
Tidak setiap tangan jadi pegang
Tidak setiap kabar jadi tahu
Tidak setiap luka jadi kaca...memandang kau pada wajahku

(Sutardji Calzoum Bachri)
*********************************************************************************
Tidak setiap hal atau sesuatu yang kita prediksi, kita lihat, kita rasakan, kita inginkan menjadi seperti apa memang seharusnya terjadi karena tidak setiap sebab menjadi akibat

Story : Bunda dan Pertanyaan

"Bunda...Amel pamit yah...mo keluar," pamitku sembari duduk di tangan kursi tempat Bundaku duduk.

"Mau ke mana ?"

"Amel mau ke rumah Sheza Bunda."

"Untuk apa ?"

"Ada tugas karya ilmiah yang harus diselesaikan karena sudah dikejar deadline."

"Sama siapa aja ?"

"Amel berangkatnya sendirian aja Bunda..nanti kami ketemuan di rumah Sheza. Nanti di sana ada Nanda, Viona, sama Cheryl."

"Alamat rumah sama nomor telepon Sheza sudah dicatat belum ?"

"Ada di buku telepon Bunda, sudah Amel catat."


"Pulang jam berapa ?"
"InsyaAllah sebelum magrib saya sudah balik kok Bunda."

"Baik...hati-hati di jalan yah Nak...begitu tugasnya selesai langsung pulang ke rumah. Kalau ada apa-apa segera nelpon ke rumah !!"

"Iya Bunda...., Amel pamit yah....Assalamualaikum...,"kataku sambil mencium tangan Bunda yang sudah kujadikan sebagai ritual sebelum hendak keluar rumah dan Bunda pasti selalu membalasnya dengan mengecup dahiku.

"Waalaikumsalam...jangan lupa shalat yah !!"

*Mau ke mana ?
**Untuk apa ?
***Sama siapa ?
****Alamatnya di mana ?
*****Nomor teleponnya berapa ?
******Pulang jam berapa ?

Itu adalah pertanyaan-pertanyaan wajib yang harus aku jawab setiap kali aku pamit pergi keluar rumah kecuali untuk ke sekolah atau memang keluarnya bareng dengan ayah bundaku atau dengan kakak laki-lakiku.

Gara-gara salah satu pertanyaan itu juga, hampir semua alamat dan nomor telepon temanku mulai dari SMP hingga teman kantor tercatat rapi di buku telepon rumahku.

Yah aku ingat...semua pertanyaan itu ditanyakan oleh Bunda mulai aku SMP ketika sudah mulai berani keluar rumah sendirian hingga aku sudah bekerja pun masih menjadi pertanyaan rutin oleh Bunda.

Menjawab satu per satu pertanyaan Bunda tidak lantas membuat saya begitu saja dapat mengantongi izin keluar rumah karena kadang ada-ada saja alasan Bunda yang membuat langkahku menjadi skak mat :(

Ada kejadian...aku pamit pengen keluar bersama teman-temanku untuk nonton pertandingan basket tim sekolahku. Saya sudah menjawab semua pertanyaan yang Bunda tanyakan seperti biasa, tetapi akhirnya Bundaku malah bertanya begini, " Kalo kamu gak ikutan nonton bukan berarti tim sekolahmu lantas kalah kan ?"

"Iya Bunda," jawabku

"Berati gak pa-pa dong kalo kamu gak ikutan nonton."

Sebagai anak..tentunya aku sudah tahu pasti makna perkataan Bunda...itu berarti saya gak boleh keluar :(
Bunda selalu punya 1001 kalimat yang membuatku harus mengerti kalau itu adalah sebuah larangan atau tidak boleh aku lakukan.

Secara eksplisit, Bunda memang tidak pernah berkata, " Kamu tidak boleh..." atau "Bunda melarang kamu untuk......" Bunda selalu mencari kalimat sedemikian rupa yang pada akhirnya keputusan apakah itu benar atau salah, boleh atau tidak, bermanfaat atau tidak...terletak di tanganku karena saya yang harus pandai-pandai memilihnya.

Sekali waktu saya pernah protes kenapa kalau kakak laki-lakiku yang mau keluar rumah alurnya gak seketat dengan aku. Bunda hanya menjawab, "kelak suatu saat kau akan merasakan kalau sudah punya anak perempuan. Anak perempuan itu printilannya banyak."

Begitulah Bundaku :)
******************************************************************
Mengingat semua itu kadang aku senyum-senyum sendiri...membuat aku sadar kalau itulah cara Bunda mendidikku. Kini aku mengerti betul kenapa Bunda harus memperlakukan aku seperti itu sebagai anak perempuan tiap kali hendak keluar rumah karena memang printilan anak perempuan itu banyak..penuh dengan kekhawatiran.

"Bunda...Bunda...,"

Lamunanku tiba-tiba dibuyarkan oleh panggilan anak kecil yang setengah berteriak berlari ke arahku.

"Eh..sayang..pelajaran hari ini sudah selesai yah ?"

"Iya, Bunda," kata anak perempuan manis yang keluar dari rahimku lima tahun lalu seraya duduk di pangkuanku.

"Hari ini pelajarannya gimana sayang ? Dapat nilai berapa ? Cerita apa saja yang di dapat dengan teman-temanmu hari ini ?"

Aku mengulang kembali pertanyaan yang selalu Bunda tanyakan kepadaku setiap kali pulang sekolah semasa TK sampai SD :)

*Love U Bunda*