Minggu, 13 Maret 2011

Baitullah

Jumat, 3 Juli 2009...
Dini hari...
Masjidil Haram...

Menempuh jarak kurang lebih 490 km selama hampir 5 jam dari Madinah menuju Makkah ternyata tidak selelah yang saya bayangkan apalagi rute yang sama sebelumnya juga pernah saya lewati dari Jeddah ke Madinah. Bus yang saya tumpangi juga sangat kondusif ditambah jalan yang mulus dan sangat luas sehingga terasa benar-benar lowong melewati padang bergurun di sepanjang kanan kiri jalan.

Tiba di kota Makkah sekitar pukul 10 malam, saya bersama yang lainnya langsung menuju hotel dulu untuk menyimpan barang-barang, makan malam, dan istirahat sejenak. Tidak banyak hal yang dapat dilakukan karena kami sudah dalam keadaan ihram menanti persiapan untuk melakukan umrah pertama.

Tepat pukul 01.00 kami berjalan menuju Masjidil Haram yang persis di depan hotel tempat kami menginap. Saya bersama rombongan lainnya masuk ke Masjidil Haram melalui pintu King Abdul Azis terus berjalan lurus hingga akhirnya menginjakkan kaki ke lantai Ka'bah.

Takjub, kagum, bercampur rasa tidak percaya, serasa bermimpi...itulah rasa yang menderaku saat pertama kali melihat bangunan berbentuk kubus terbalut kain hitam bersulamkan benang emas bernama kiswa sampai saya harus mencubit kecil lenganku...dan aduh !!! SAKITTTT...berarti saya gak lagi mimpi. Selama ini saya hanya melihat visualnya melalui gambar di sajada, televisi, atau hiasan dinding yang ada di rumahku, tetapi kali ini saya benar-benar telah berdiri di depan Baitullah. Kami lalu diarahkan oleh muthawwif untuk bersiap-siap melakukan tawaf yang dimulai pas di pilar lampu berwarna hijau.

Selama mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali putaran, mataku tidak pernah lepas memperhatikan 4 sisi yang saling merekat bersinergi mulai dari Multazam yang terletak di antara pintu Baitullah dengan Hajar Aswad, pancuran emas, Rukun Yamani, hingga Hajar Ismail.


Multazam


Hajar Aswad


Pancuran Emas


Usai menuntaskan putaran tawaf yang ketujuh, kami lalu diarahkan untuk melakukan shalat sunat di belakang makam Ibrahim. Karena situasi yang tidak memungkinkan untuk dapat melakukan shalat sunat persis di belakang makam Ibrahim akibat padatnya jamah lain yang juga melakukan tawaf -bulan Juli bertepatan dengan musim liburan di Arab-, kami hanya mengambil tempat sebisa kami mungkin yang jelas dapat melakukan shalat sunat tawaf. Alhamdulillah, saya berhasil mendapat tempat yang sangat strategis...Multazam di depanku. Setelah shalat, serangkaian doa segera kupanjatkan kepada Allah yang Maha Pemberi lagi Maha Pemurah.

Minum air zam-zam adalah tujuan berikutnya. Di tempat inipun ternyata juga harus antre dan berdesak-desakan. Beruntung, ada teman satu rombongan yang berbaik hati mengambilkanku segelas air zam-zam.


Untuk menyempurnakan rangkaian umrah masih ada 2 tahapan lagi yang harus kami kerjakan yaitu sai' dan tahallul. Tidak terasa, butuh waktu hampir sejam untuk menyelesaikan semua rangkaian tersebut dan begitu semuanya usai otomatis ihram kami agan gugur.

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Untuk kembali ke hotel sebenarnya sangat memungkinkan karena waktu fajr nanti pukul 05.00, tetapi saya mengurungkan niat itu dan lebih memilih untuk menantikan fajr dengan menikmati segala kebesaran Allah SWT di depan Baitullah.
==================================================
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia" (Qs 3.96)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar