Tulisan ini terinspirasi dari penggalan lagu milik Vierra :
♬♬♬...Aku takut kamu pergi, kamu hilang, kamu sakit...♬♬♬
Yup...TAKUT...kata yang sudah tidak asing di telinga kita dan mungkin diantara kita, kata tersebut telah tersimpan kuat di pikiran sejak kecil. Entah karena kesalahan atau karena ketidaktahuan para orang tua zaman dulu yang telah sengaja atau tidak menjejalkan berbagai hal yang menggiring pikiran anaknya untuk mau tak mau harus masuk dalam lingkaran ketakutan akibat berbagai sebab. Takut karena gelap, takut kalau nanti jatuh, takut salah, takut ketinggian, dan berbagai ketakutan lainnya yang tidak seberapa penting yang kadang harus terikut dan menyiksa hingga dewasa.
Ketakutan kita yang terdalam bukanlah bahwa kita tidak cakap. Ketakutan kita yang terdalam bukan karena kita lemah. Terang kitalah, bukan kegelapan kita, yang paling membuat kita menjadi takut.
Kita bertanya pada diri sendiri, siapakah diriku hingga layak menjadi pandai, cantik, elok, menawan, berbakat, bahkan menakjubkan ?
Sebenarnya....siapakah diri kita hingga tidak layak ? (Pertanyaan yang sangat-sangat tidak penting)
Kita adalah makhluk mulia ciptaan Tuhan. Mengecilkan diri kita tidak akan berguna bagi dunia. Sikap menciutkan diri agar orang lain tak merasa kurang percaya diri di sekitar kita bukanlah sikap yang mulia. Kita terlahir untuk mewujudkan kemuliaan Tuhan yang ada dalam diri kita. Itu bukan hanya ada dalam sebagian umat manusia, tetapi dalam tiap-tiap manusia.
Saat kita membiarkan terang kita bersinar, secara tak sadar kita telah mengizinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Saat kita terbebaskan dari ketakutan kita, kehadiran kita dengan sendirinya juga akan membebaskan orang lain.
Sesungguhnya ketakutan terbesar kita adalah takut pada yang telah menciptakan kita, yang menciptakan dunia beserta seluruh isinya, dan yang akan mengambil kita kembali beserta seluruh isi dunia ini juga.
===================================================
From : A Return to Love
Ketakutan kita yang terdalam bukanlah bahwa kita tidak cakap. Ketakutan kita yang terdalam bukan karena kita lemah. Terang kitalah, bukan kegelapan kita, yang paling membuat kita menjadi takut.
Kita bertanya pada diri sendiri, siapakah diriku hingga layak menjadi pandai, cantik, elok, menawan, berbakat, bahkan menakjubkan ?
Sebenarnya....siapakah diri kita hingga tidak layak ? (Pertanyaan yang sangat-sangat tidak penting)
Kita adalah makhluk mulia ciptaan Tuhan. Mengecilkan diri kita tidak akan berguna bagi dunia. Sikap menciutkan diri agar orang lain tak merasa kurang percaya diri di sekitar kita bukanlah sikap yang mulia. Kita terlahir untuk mewujudkan kemuliaan Tuhan yang ada dalam diri kita. Itu bukan hanya ada dalam sebagian umat manusia, tetapi dalam tiap-tiap manusia.
Saat kita membiarkan terang kita bersinar, secara tak sadar kita telah mengizinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Saat kita terbebaskan dari ketakutan kita, kehadiran kita dengan sendirinya juga akan membebaskan orang lain.
Sesungguhnya ketakutan terbesar kita adalah takut pada yang telah menciptakan kita, yang menciptakan dunia beserta seluruh isinya, dan yang akan mengambil kita kembali beserta seluruh isi dunia ini juga.
===================================================
From : A Return to Love
Tidak ada komentar:
Posting Komentar