Rabu, 23 Maret 2011

Belajar dari Jemari

Seperti biasa pada setiap training yang diadakan jika peralihan dari satu materi ke materi lainnya kadang dilakukan semacam ice breaking oleh trainer. Tujuannya sudah dapat ditebak agar para peserta tidak bosan hehehehe :). Pada suatu kesempatan training yang saya ikuti, oleh trainer diajukan pertanyaan seperti ini :
"Jika kelima jari tangan harus dijual satu per satu, jari apa yang paling pertama akan dijual begitu seterusnya hingga tersisa satu jari yang paling terakhir untuk dijual ?"
 
Mendengar pertanyaan trainer tersebut para peserta yang ditunjuk memberikan berbagai jawaban yang berbeda-beda tentunya dengan beragam argumentasi pula. Akhirnya trainer itupun segera mengeluarkan jawaban urutan jari yang paling pertama hingga terakhir yang harus dijual sekiranya hal tersebut terjadi sebagai berikut:
1. Jari tengah - jari yang suka menghasut jari telunjuk dan sombong (mungkin karena paling jangkung dari empat jari lainnya)
2. Jari telunjuk - jari yang gemar menunjuk sana sini dan berkesan memerintah (iya juga sih...)
3. Jari kelingking - jari yang paling lemah tapi penurut dan pemaaf (mungkin karena simbol pertemanan setelah marahan digambarkan dengan saling mengaitkan kelingking)
4. Jari manis - jari yang diberi hadiah cincin karena baik dan sabar (mungkin karena pada saat pertunangan atau akad nikah cincin selalu disematkan di jari manis meskipun jari tengah juga sering dipasangi cincin...saya malah di jari kelingking juga pakai cincin hehehehe)
5. Jari jempol - jari tambun yang paling suka memuji dan menyanjung (iya kalau jempolnya ke atas, tapi kalo jempolnya ke bawah ?)
==================================================

Sebenarnya, urutan jari tersebut bukanlah hal yang penting. Mengapa ? Coba deh bayangkan kalau jari kita jempol semua atau kelingking semua ? Ayo....aneh kan ?

Kelima jari kita dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing  yang dimiliki tetap selalu saling bersinergi untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari seperti menggenggam, menulis, dan masih banyak aktivitas dimana kita sangat tergantung pada kekompakan jari-jari kita. Jari tengah yang apabila kita acungkan melambangkan konotasi negatif sebagai simbol f*c*, tetapi kalau jari ini hilang tentu empat jari lainnya akan merasa timpang. Begitu pula dengan jari kelingking yang meskipun paling mungil bentuknya tetap memberikan andil kepada empat jari lainnya. Pokoknya kehilangan satu jari saja deh..pasti akan kacau.

Perumpamaan dari jari-jari tadi persis dengan kita. Setiap manusia dianugerahi oleh Tuhan dengan  berbagai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda mulai dari segi fisik, watak, dan lain-lain  yang pada akhirnya membentuk karakter masing-masing.  Namun, rasa saling membutuhkan antara sesama manusia akan tetap kekal selama roda dunia belum berhenti berputar dan tentunya kita tidak dapat memilih kalau kita hanya butuh orang yang berfisik good looking atau yang berwatak baik saja. Dengan segala perbedaan yang dimiliki oleh kita sebagai sesama manusia itulah yang juga akan membawa kita untuk tiba pada tujuan kita masing-masing.

Memang benar adanya bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk-Nya dengan tiada kegunaan bahkan selembar daun pun yang gugur ke bumi pasti akan bermanfaat. Berikan dan terimalah manfaat di antara kita sesama karena kita bukan makhluk individu yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.






Kamis, 17 Maret 2011

Musikku...Nyanyianku...

Saya pernah berkata lebih baik saya tidak menonton tv seharian daripada saya tidak mendengarkan musik atau nyanyian sama sekali. Entah sejak kapan persisnya kebiasaanku ini dimulai yang jelas selalu ada musik atau nyanyian di setiap sela waktuku. Saya memang mungkin tidak terlalu mahir untuk memainkan satu jenis alat musik apapun, tetapi kalau untuk sekadar bernyanyi...bolehlah :)

Secara etimologi, kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu muse yang merupakan sembilan dewi-dewi bersaudara anak dari Zeus (dewa dari segala dewa) dan Mnemosyne (dewi ingatan) yang pandai bernyanyi, berkesenian, berpuisi, serta memiliki pengetahuan. Sejarah panjang kehadiran musik dalam hidup manusia telah tercatat sedemikian panjang sebab telah dikenal sejak 70.000 tahun yang lalu. Pada dasarnya mendengarkan musik atau menyanyi merupakan aktivitas sederhana, tetapi memiliki kekuatan besar baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain yang mendengarkannya.

Musik dan nyanyian berperan sebagai penghibur di kala duka, pemberi warna lain kala gembira, pembangkit semangat kala bertarung, malah bisa juga sebagai penyembuh kala jiwa dan raga sedang sakit. Yup....mendengarkan musik atau bernyanyi lirih memang dapat membuat jiwa menjadi tenang atau mampu menurunkan tekanan beban mental walaupun pada saat itu pikiran kita sedang dijejali oleh berbagai pikiran entah itu karena masalah kerjaan di kantor, ribet akibat macet, atau whateverlah.

Mengapa musik atau nyanyian bisa berperan banyak seperti itu ? Ternyata oleh penelitian yang dilakukan Lawrence Parsons dari Texas University of San Antonio disebutkan bahwa melodi, harmoni, dan ritme yang merupakan unsur-unsur dalam musik berperan besar dalam mempengaruhi pola aktivitas di otak. Unsur melodi menghasilkan gelombang yang sama dari belahan otak kanan dan kiri sedangkan unsur harmoni dan ritme lebih fokus pada belahan otak kiri, overall...musik melibatkan hampir seluruh bagian otak. Mungkin karena itulah sehingga saya dan kebanyakan orang lain pada saat belajar atau nyetir mobil paling suka dengar musik  yang ternyata mampu meningkatkan kemampuan koordinasi antara konsentrasi dan ingatan yang mengarah pada ketajaman kemampuan visual yang lebih fokus dan pendengaran yang lebih baik.

Pemikiran kita tentang musik atau nyanyian juga jangan hanya sebatas pada jenis pop, hip pop, jazz blues, country, atau yang lainnya. Mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al Quran atau kita sendiri yang melagukannya merupakan jenis musik rohani dan suci yang sangat membimbing ke arah rasa damai yang dalam dan juga bermanfaat 'melepaskan' rasa sakit.

Jangan ragu, takut, dan malu untuk bernyanyi.....bernyanyilah..!!!! Lagukan nyanyian hatimu :)
==================================================
"Music lift up the soul" #Don Campbell, author of The Mozart Effect#







Minggu, 13 Maret 2011

Baitullah

Jumat, 3 Juli 2009...
Dini hari...
Masjidil Haram...

Menempuh jarak kurang lebih 490 km selama hampir 5 jam dari Madinah menuju Makkah ternyata tidak selelah yang saya bayangkan apalagi rute yang sama sebelumnya juga pernah saya lewati dari Jeddah ke Madinah. Bus yang saya tumpangi juga sangat kondusif ditambah jalan yang mulus dan sangat luas sehingga terasa benar-benar lowong melewati padang bergurun di sepanjang kanan kiri jalan.

Tiba di kota Makkah sekitar pukul 10 malam, saya bersama yang lainnya langsung menuju hotel dulu untuk menyimpan barang-barang, makan malam, dan istirahat sejenak. Tidak banyak hal yang dapat dilakukan karena kami sudah dalam keadaan ihram menanti persiapan untuk melakukan umrah pertama.

Tepat pukul 01.00 kami berjalan menuju Masjidil Haram yang persis di depan hotel tempat kami menginap. Saya bersama rombongan lainnya masuk ke Masjidil Haram melalui pintu King Abdul Azis terus berjalan lurus hingga akhirnya menginjakkan kaki ke lantai Ka'bah.

Takjub, kagum, bercampur rasa tidak percaya, serasa bermimpi...itulah rasa yang menderaku saat pertama kali melihat bangunan berbentuk kubus terbalut kain hitam bersulamkan benang emas bernama kiswa sampai saya harus mencubit kecil lenganku...dan aduh !!! SAKITTTT...berarti saya gak lagi mimpi. Selama ini saya hanya melihat visualnya melalui gambar di sajada, televisi, atau hiasan dinding yang ada di rumahku, tetapi kali ini saya benar-benar telah berdiri di depan Baitullah. Kami lalu diarahkan oleh muthawwif untuk bersiap-siap melakukan tawaf yang dimulai pas di pilar lampu berwarna hijau.

Selama mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali putaran, mataku tidak pernah lepas memperhatikan 4 sisi yang saling merekat bersinergi mulai dari Multazam yang terletak di antara pintu Baitullah dengan Hajar Aswad, pancuran emas, Rukun Yamani, hingga Hajar Ismail.


Multazam


Hajar Aswad


Pancuran Emas


Usai menuntaskan putaran tawaf yang ketujuh, kami lalu diarahkan untuk melakukan shalat sunat di belakang makam Ibrahim. Karena situasi yang tidak memungkinkan untuk dapat melakukan shalat sunat persis di belakang makam Ibrahim akibat padatnya jamah lain yang juga melakukan tawaf -bulan Juli bertepatan dengan musim liburan di Arab-, kami hanya mengambil tempat sebisa kami mungkin yang jelas dapat melakukan shalat sunat tawaf. Alhamdulillah, saya berhasil mendapat tempat yang sangat strategis...Multazam di depanku. Setelah shalat, serangkaian doa segera kupanjatkan kepada Allah yang Maha Pemberi lagi Maha Pemurah.

Minum air zam-zam adalah tujuan berikutnya. Di tempat inipun ternyata juga harus antre dan berdesak-desakan. Beruntung, ada teman satu rombongan yang berbaik hati mengambilkanku segelas air zam-zam.


Untuk menyempurnakan rangkaian umrah masih ada 2 tahapan lagi yang harus kami kerjakan yaitu sai' dan tahallul. Tidak terasa, butuh waktu hampir sejam untuk menyelesaikan semua rangkaian tersebut dan begitu semuanya usai otomatis ihram kami agan gugur.

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Untuk kembali ke hotel sebenarnya sangat memungkinkan karena waktu fajr nanti pukul 05.00, tetapi saya mengurungkan niat itu dan lebih memilih untuk menantikan fajr dengan menikmati segala kebesaran Allah SWT di depan Baitullah.
==================================================
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia" (Qs 3.96)

Kamis, 10 Maret 2011

Hitam Putih

*Kenapa sih blog kamu backgroundnya harus hitam ? Kenapa gak pink atau yang lain aja ?
*Kayaknya baju hitam sama putih kamu ada selusin yah ?
*Gadget kamu kok hitam semua ?
*Mukena kamu kok putih semua padahal sekarang kan banyak yang full colour ?

Itu adalah sebagian pertanyaan dari orang-orang disekitarku tentang hitam putih. Kalau ada yang bertanya apakah favorit saya hitam putih ? Jawabanku bisa iya bisa tidak....relatif. Soal warna pakaian dan kerudung misalnya..... hampir semua koleksi warna saya miliki, mulai dari orange, pink, ungu, hingga merah menyala semua ada. Begitupun dengan berbagai aksesoris  lainnya yang saya miliki beraneka warna, hanya saja memang ada beberapa item barang yang saya miliki lebih dominan hitam atau putih.

HITAM...
Ada yang perlu diluruskan sedikit kalau hitam itu pada dasarnya bukan warna meskipun ada yang mengkategorikan hitam itu sebagai salah satu jenis warna. Benda hitam menyerap semua warna dari spektrum yang terlihat dan tidak memantulkan satupun spektrum warna ke mata (coba deh pas gelap gulita, mata bisa gak melihat warna lain ?). Alasan itulah yang menjadikan hitam itu sebenarnya bukan warna. Hitam sering dikonotasikan negatif. Kebanyakan orang beranggapan kalau hitam itu identik dengan hal-hal yang berbau misterius dan lekat dengan kematian atau ketakutan. Di beberapa ungkapan emosi, hitam dapat mewakili perasaan sedih, hampa, putus asa, dosa, atau ancaman. Namun, dibalik sederet hal yang bernuansa negatif ternyata hitam juga memiliki kelebihan lain. Menurutku, hitam itu berkesan elegan, punya pesona tersendiri, dan yang paling penting adalah berkarakter kuat.

PUTIH...
Begitu menyebut warna putih maka yang segera terlintas di benak kita adalah suci, murni, atau bersih. Oh iya...putih itu termasuk warna sebab dapat memantulkan semua warna dari spektrum cahaya yang dapat terlihat oleh mata. Menurutku putih itu adalah warna kesempurnaan yang innosens. Putih kerap dikonotasikan dengan sesuatu yang bermakna positif atau digambarkan sebagai cahaya, tetapi kadang juga putih dikaitkan dengan kematian begitu melihat kain kafan atau ketakutan begitu membayangkan pendeskripsian hantu dan sebangsanya.

Terlepas dari kelebihan atau kekurangan serta konotasi positif / negatif yang dimiliki oleh hitam dan putih, keduanya paling netral, natural, paling jujur, dan tidak menimbulkan ambigu yang membedakannya dengan warna lain.  Hitam dan putih  tidak memiliki gradasi atau turunan warna lainnya. Hitam tetap hitam. Kita tidak pernah menyebut ada hitam tua ataupun hitam muda begitu pula dengan putih yang tetap putih meskipun kadang ada istilah putih tulang atau putih gading, tetapi yang jelas esensi dasar dari warna putih itu tidak berbeda. Bandingkan dengan warna-warna lainnya yang punya sederet warna turunan atau gradasi. Menyebut merah..ada merah tua, merah muda, merah marun, merah bata. Pindah ke warna hijau, tetap ada hijau tua, hijau muda, hijau lumut, hijau daun, hijau tosca. Belum lagi pink yang sudah ada variannya menjadi fuschia, pink strawberry, dan lain-lain.

Saya sengaja menggunakan hitam sebagai background di blog karena menurutku hitam menimbulkan kesan dan penekanan yang sangat mendalam terhadap tampilan baik pada jenis font, jenis warna tulisan, maupun gambar. Dengan background hitam, semua jenis warna lain dapat ditumpuk begitu saja yang menghasilkan tampilan kontras.

Koleksi baju hitam dan putih saya memang rata-rata lebih dari enam sebab keduanya sangat mudah dipadupadankan dengan semua jenis warna lain, utamanya hitam yang menyerap segala warna. Koleksi baju hitam saya paling laku pas musim hujan. Alasannya simple....hitam dapat menahan panas lebih lama selain itu kalau dicuci agak cepat kering.....hehehehe. Di samping itu kalau sudah kepepet harus ke kantor pagi-pagi sementara stock baju yang ready sudah tidak ada atau lagi malas bereksperimen melakukan mix and match, maka koleksi pakaian hitam atau putih menjadi satu-satunya pilihan...no the other choice.

Sama halnya dengan mukena..saya lebih merasa comfort dengan putih meski banyak bermunculan mukena yang fashionable dengan berbagai warna. Menghadap kepada Allah dengan menggunakan warna putih terasa lebih afdol karena putih melambangkan kesucian utamanya kesucian tauhid. Inilah mungkin yang menjadi alasan mengapa pada saat ihram untuk melakukan umrah disunatkan memakai pakaian putih begitu pula pada saat wukuf di Arafah.

Semua gadget yang saya miliki seperti handphone, blackberry, PC, etc semuanya hitam karena tidak cepat kusam atau kotor. Di samping itu tampilannya juga kelihatan lebih awet dibandingkan warna lain yang kalau sudah lama digunakan akan memudar.


=========================================================================
Sometimes life is also identified with the black and white, but life is not only limited to black and white coz life is full of colour.







Senin, 07 Maret 2011

Story : Sisi Lain Sisi

To : My Bestie Callysta

Dear..sekarang aku sudah tiba dan baru saja check in di Sufitel Amsterdam The Grand. Sepertinya nanti besok deh aku bisa jabanin kamu ke Edam. See U....mmmuaaah :)

->Send

->Delivered to My Bestie Callysta

"Smsku sudah terkirim ke Callysta. Besok aku akan bertemu dengan sahabatku, setahun ternyata berlalu begitu cepat. Terakhir kami bertemu tahun lalu menghabiskan malam tahun baru di Amsterdam," gumam Sisi dalam hati.

==================================================

Keesokan harinya, sebuah sedan ford berwarna hitam meluncur dengan kecepatan sedang dari arah Amsterdam menuju ke bagian utara. Jarak dari Amsterdam ke Edam yang hanya berjarak kurang lebih 20 kilometer dilalui Sisi dengan begitu cepat karena jalan tersebut memang sudah sering dilaluinya dan Sisi baru sadar kalau dirinya telah tiba di Edam manakala dirinya sudah melihat Danau Markermeer yang selalu ramai dengan para pencinta olahraga air. Yah, di danau air tawar ini memang sangat asyik untuk memacu adrenalin dengan beraneka macam olahraga air yang ditawarkan dengan pemandangan yang indah.

Mencari rumah Callysta yang terletak beberapa blok dari Danau Markermeer tidaklah sulit apalagi rumah itu terletak di sudut dengan hamparan warna-warni bunga yang menunjukkan kalau si empunya rumah sangat suka dengan bunga. Sisi segera memarkir mobilnya dan begitu turun dari mobil segera seorang wanita muda sekitar 30-an tahun menyambutnya dengan uluran kedua tangannya. Mereka berpelukan sambil melompat-lompat mirip anak kecil yang lagi kegirangan kalau diberi permen atau mainan baru.

"Yah ampun Ta..kamu gak berubah. Badan kamu tetap langsing aja," demikian puji Sisi begitu pertama kali melihat sahabatnya Callysta.

"Kamu juga gak berubah Sisi, tetap manis walaupun rambutmu dipanjangin. Aku benar-benar kangen deh sama kamu. Masuk yuk, aku sudah siapin hot cappuccino sama strawberry cheese cake kesukaanmu" ajak Callysta.

"Kabar proyek apartemenmu gimana Sisi ?"

"Dikit lagi tinggal finishing aja habis itu buat grand launching deh." jawab Sisi sambil mengikuti Callysta masuk ke ruang tamu dari belakang.

"Iklannya siapa yang ngerjain ?"

"Aku punya agency iklan baru Ta'...orangnya sangat smart dan kreatif lulusan dari Leiden. Sendirian aja Ta' ?" tanya Sisi setelah tiba di ruang tamu.

"Begini deh tiap hari. Anakku Nadine sekolah terus K' Danny kerja....risiko ibu rumah tangga hahaha."

"Tapi kelihatannya kamu sangat menikmati peranmu Ta' sebagai istri plus ibu. Kadang aku iri sama kamu," kata Sisi sambil melihat foto keluarga Callysta yang terbingkai dengan pigura mewah melekat di dinding ruang tamunya.

"Ah..kamunya aja sih yang sibuk dengan karier sampai melupakan urusan nikah. Padahal gak satu atau dua cowok aja kan yang naksir kamu. Sudah ada belum ?" kali ini Callysta menarik tangan Sisi untuk duduk di sofa.

"Iya sih hehehe..BTW aku ngundang kamu besok yah lunch di tempatku sekalian aku mau perkenalkan seseorang dengan kamu atas pertanyaanmu barusan."

Perkataan Sisi barusan sontak membuat Callysta kaget dan hampir saja menumpahkan strawberry chese cake ke pangkuan Sisi. "Kamu serius kan ? Lagi gak bercanda ? Atau jangan-jangan kamu ngerjain aku nih, " ungkapan ketidakpercayaan Callysta keluar bertubi-tubi.

"Aku sangat-sangat serius Ta' dan besok kamu pasti akan terkejut."
==================================================

Itulah Sisi dan Callysta yang bersahabat sejak mereka kuliah dari semester satu. Banyak suka duka yang telah mereka lalui bersama dalam ikatan persahabatan meski berbagai latar belakang yang berbeda menjadikan mereka sebagai individu yang berbeda pula. Kemandirian Callysta yang terlahir sebagai anak sulung  sangat kontras dengan Sisi yang childish sebagai anak bungsu di keluarganya. Callysta terbiasa dengan kesederhanaan sementara Sisi sudah dijejali dengan berbagai fasilitas mewah dari orang tuanya yang berprofesi sebagai developer high class. Callysta sangat memuji kecantikan Sisi yang oriental sementara Sisi juga mengagumi keelokan rupa Callysta yang melayu banget, malah Sisi pernah berseloroh dari arti nama Callysta aja sudah ketahuan cantik karena nama Callysta itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti kecantikan yang luar biasa. Belum lagi perbedaan seperti selera film, musik, dan lain-lain, tetapi justru berbagai perbedaan itu yang membuat persahabatan mereka langgeng selama hampir 13 tahun.

Meskipun disibukkan dengan urusan pekerjaan selepas kuliah, mereka tetap menjalani persahabatan hingga akhirnya Callysta menikah duluan, punya anak, dan harus resign dari pekerjaan karena mengikuti suaminya yang bekerja di perusahaan asing.  Berpisah oleh jarak tetap tidak memutuskan hubungan komunikasi mereka.  Sisi tetap sering curhat soal proyek developernya, soal pembebasan lahan yang kadang bikin pusing, soal mobil barunya, dan macam-macam lagi sedangkan Callysta tentu saja curhat soal Nadine anaknya yang kadang ribet hanya karena urusan pita, soal pekerjaan Danny suaminya, atau soal cara beradaptasi tiap kali pindah ke tempat baru.

Sejak tiga tahun terakhir, Callysta ikut suaminya yang dipindahtugaskan ke Belanda dan gayung bersambut Sisi juga punya proyek kerja sama dengan developer dari Belanda yang membuatnya kadang harus terbang ke Belanda. Otomatis intensitas pertemuan mereka kembali terbangun meskipun tidak selalu ketemu tiap hari atau tiap bulan yang jelas begitu Sisi akan ke Belanda pasti akan segera diinfokan ke Callysta untuk selanjutnya segera dibuat daftar acara makan bareng, hunting baju bareng, atau sekedar menghabiskan waktu di kafe.
==================================================

"Hallo..Sisi...aku sudah tiba nih. Kamu dimana ?"

"Langsung aja ke resto...aku sudah di sini...meja nomor 5."

Callysta segera bergegas menuju ke meja yang dimaksud oleh Sisi dan benar saja dia sudah ada duduk manis di sana lengkap dengan makanan yang sudah dipesannya duluan.

"Duduk Ta'..aku sudah pesanin makanan kesukaan kamu," kata Sisi sambil mempersilahkan Callysta duduk.

"Sisi...yang kamu mau kenalkan ke aku mana? Kok belum datang?"

"Sebentar lagi dia pasti datang kok...kamu makan aja dulu gak usah nunggu dia," ujar Sisi sambil tangannya sibuk memilin-milin tissue.


Sejam sudah berlalu tanpa terasa. Makan siang yang tadi tersaji di meja juga sudah berpindah ke perut Sisi dan Callysta. Tak lama kemudian Sisi berseru sambil menunjuk ke arah pintu, "nah..akhirnya datang juga". Callysta segera memalingkan wajahnya ke arah orang yang dimaksud Sisi, tapi dia hanya melihat seorang gadis muda yang berwajah blasteran.

"Eline Jasmijn Guusje," demikian gadis itu memperkenalkan namanya ke Callysta.

"Ini lho Ta' agency iklan yang menjadi rekananku sekarang. Dia blasteran Indonesia Belanda jadi agak ngertilah bahasa Indonesia."

Callysta hanya tersenyum mendengar penjelasan Sisi sambil sesekali melihat jam tangannya. Dia harus segera balik sebelum Nadine pulang sekolah.

"Sisi..orang mau kamu kenalkan masih lama yah datang. Aku harus pulang nih, kasian kalau Nadine pulang sekolah trus aku gak di rumah."

"Lho Ta'...aku kan sudah kenalin ke kamu."

"Iya, tapi dengan Eline yang agency iklan kamu Sisi."

"Dia juga yang akan menemani hidupku Callysta."

Demi mendengar semua itu, tiba-tiba Callysta merasa kalau darahnya berhenti mengalir, jantungnya berhenti berdetak, sekujur tubuhnya kaku, dan dunia sesaat berhenti berputar.
==================================================

Malam harinya, Callysta membca email dari Sisi :

Dear Callysta,

Aku masih ingat betul bagaimana ekspresi wajahmu siang tadi ketika kau harus tahu bahwa aku dan Eline tidak hanya sebatas rekanan kerja, tetapi lebih dari itu. Aku sudah katakan sebelumnya bahwa kau pasti akan terkejut dengan pilihanku ini. Awalnya..hubungan kami memang hanya sebagai teman kerja, lama kelamaan dia mampu merebut hatiku. Eline orangnya cantik, mandiri banget, smart, easy going, dan yang paling penting pandangannya tentang hidup sama persis dengan aku. Kami merasa sejalan.

Aku yakin kamu cukup bijaksana menyikapi pilihanku ini Ta'...saya sangat kenal dengan kamu. Ini memang tidak lazim bagi adat kita, tapi inilah pilihan hidupku. Saya sudah siap dengan segala konsekuensi yang harus saya tanggung. Semoga penilaian dan sikap kamu tidak berubah sedikitpun ke saya karena saya masih ingin menjadi sahabatmu sampai kapanpun.

Your Bestie,
Sisi
===================================================

Jauh di lubuk hati terdalam Callysta..."Kamu mungkin merasa sangat mengenal aku Sisi, tetapi kamu menjadi asing buat aku karena ternyata ada sisi lain dari kamu yang tidak pernah aku tahu dan kenali."













 

Selasa, 01 Maret 2011

K E B A H A G I A A N

Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah anugerah, dan besok adalah misteri...

Tampaknya kata-kata itu memang ada benarnya. Kadang kita enggan bersinggungan dengan semua hal yang kita temui hari ini hanya karena terlalu asyik berkhayal dengan masa depan atau sibuk  terpaku merunut satu per satu peristiwa yang pernah ada di masa lampau sehingga kadang beranggapan bahwa hidup ini tidak adil, hidup ini tidak indah, kebahagiaan tidak lagi berpihak padaku, beban hidupku terlalu berat, dan serangkaian kata-kata yang bernuansa emosi negatif lainnya yang mengakibatkan kebahagiaan makin menjauh.

Masa lalu ,dengan segala kebahagiaan atau duka yang pernah tercipta, tidak bisa lagi diulang, tidak bisa diperbaiki, bahkan sudah mati sedangkan masa depan ? Belum tiba !

Di antara kita banyak yang memandang bahwa kebahagiaan itu merupakan sesuatu yang ada di luar diri kita sehingga kadang kita selalu berorientasi untuk meraih kebahagiaan melalui cara mencari atau mengejar di berbagai tempat, tanpa mengenal waktu, dan menggunakan berbagai jalan yang justru menyesatkan. Kebahagiaan yang sesungguhnya tidak perlu dicari atau dikejar di luar sana, tetapi kita cukup menemukannya di satu tempat yang sangat kita kuasai medannya yaitu di DALAM DIRI KITA SENDIRI, waktu untuk menemukannya yang paling baik adalah HARI INI, dan jalan yang paling mudah dilalui untuk menemukan kebahagiaan adalah dengan BERSYUKUR dan IKHLAS MENERIMA.

Bersyukur dan ikhlas menerima....di bagian inilah orang paling banyak terjungkal ketika berjalan untuk bertemu dengan kebahagiaan.

"Bagaimana mau bersyukur dan menerima kalau saya belum begini, belum bisa begitu, apa yang saya miliki belum cukup !"

"Dia bisa beli ini beli itu kok saya gak bisa, kok dia  ?"

STOP IT !!!

Definisi cukup itu relatif, tergantung dari sudut mana kita melihatnya.

Berhenti membandingkan!!! Ini akan membuat kita semakin tidak pernah habis-habisnya mencari dan mengejar yang secara lambat tapi pasti akan membelit kita dalam pusaran arus hidup yang rumit.

Apa yang telah Tuhan berikan dan telah kita miliki hari ini mulai dari keluarga, teman atau sahabat, pekerjaan, kesehatan, kendaraan yang jenisnya apapun, tabungan yang seberapapun jumlahnya, bahkan diri kita sendiri sekalipun...syukuri dan terima.

Apa yang kita punya di hari ini patut kita syukuri dan terima dengan segenap keberanian yang kita miliki karena itulah jalan menuju kebahagiaan.

**Jangan pernah lelah untuk berucap syukur, terima kasih, atau Alhamdulillah