To : My Bestie Callysta
Dear..sekarang aku sudah tiba dan baru saja check in di Sufitel Amsterdam The Grand. Sepertinya nanti besok deh aku bisa jabanin kamu ke Edam. See U....mmmuaaah :)
->Send
->Delivered to My Bestie Callysta
"Smsku sudah terkirim ke Callysta. Besok aku akan bertemu dengan sahabatku, setahun ternyata berlalu begitu cepat. Terakhir kami bertemu tahun lalu menghabiskan malam tahun baru di Amsterdam," gumam Sisi dalam hati.
==================================================
Keesokan harinya, sebuah sedan ford berwarna hitam meluncur dengan kecepatan sedang dari arah Amsterdam menuju ke bagian utara. Jarak dari Amsterdam ke Edam yang hanya berjarak kurang lebih 20 kilometer dilalui Sisi dengan begitu cepat karena jalan tersebut memang sudah sering dilaluinya dan Sisi baru sadar kalau dirinya telah tiba di Edam manakala dirinya sudah melihat Danau Markermeer yang selalu ramai dengan para pencinta olahraga air. Yah, di danau air tawar ini memang sangat asyik untuk memacu adrenalin dengan beraneka macam olahraga air yang ditawarkan dengan pemandangan yang indah.
Mencari rumah Callysta yang terletak beberapa blok dari Danau Markermeer tidaklah sulit apalagi rumah itu terletak di sudut dengan hamparan warna-warni bunga yang menunjukkan kalau si empunya rumah sangat suka dengan bunga. Sisi segera memarkir mobilnya dan begitu turun dari mobil segera seorang wanita muda sekitar 30-an tahun menyambutnya dengan uluran kedua tangannya. Mereka berpelukan sambil melompat-lompat mirip anak kecil yang lagi kegirangan kalau diberi permen atau mainan baru.
"Yah ampun Ta..kamu gak berubah. Badan kamu tetap langsing aja," demikian puji Sisi begitu pertama kali melihat sahabatnya Callysta.
"Kamu juga gak berubah Sisi, tetap manis walaupun rambutmu dipanjangin. Aku benar-benar kangen deh sama kamu. Masuk yuk, aku sudah siapin hot cappuccino sama strawberry cheese cake kesukaanmu" ajak Callysta.
"Kabar proyek apartemenmu gimana Sisi ?"
"Dikit lagi tinggal finishing aja habis itu buat grand launching deh." jawab Sisi sambil mengikuti Callysta masuk ke ruang tamu dari belakang.
"Iklannya siapa yang ngerjain ?"
"Aku punya agency iklan baru Ta'...orangnya sangat smart dan kreatif lulusan dari Leiden. Sendirian aja Ta' ?" tanya Sisi setelah tiba di ruang tamu.
"Begini deh tiap hari. Anakku Nadine sekolah terus K' Danny kerja....risiko ibu rumah tangga hahaha."
"Tapi kelihatannya kamu sangat menikmati peranmu Ta' sebagai istri plus ibu. Kadang aku iri sama kamu," kata Sisi sambil melihat foto keluarga Callysta yang terbingkai dengan pigura mewah melekat di dinding ruang tamunya.
"Ah..kamunya aja sih yang sibuk dengan karier sampai melupakan urusan nikah. Padahal gak satu atau dua cowok aja kan yang naksir kamu. Sudah ada belum ?" kali ini Callysta menarik tangan Sisi untuk duduk di sofa.
"Iya sih hehehe..BTW aku ngundang kamu besok yah lunch di tempatku sekalian aku mau perkenalkan seseorang dengan kamu atas pertanyaanmu barusan."
Perkataan Sisi barusan sontak membuat Callysta kaget dan hampir saja menumpahkan strawberry chese cake ke pangkuan Sisi. "Kamu serius kan ? Lagi gak bercanda ? Atau jangan-jangan kamu ngerjain aku nih, " ungkapan ketidakpercayaan Callysta keluar bertubi-tubi.
"Aku sangat-sangat serius Ta' dan besok kamu pasti akan terkejut."
==================================================
Itulah Sisi dan Callysta yang bersahabat sejak mereka kuliah dari semester satu. Banyak suka duka yang telah mereka lalui bersama dalam ikatan persahabatan meski berbagai latar belakang yang berbeda menjadikan mereka sebagai individu yang berbeda pula. Kemandirian Callysta yang terlahir sebagai anak sulung sangat kontras dengan Sisi yang childish sebagai anak bungsu di keluarganya. Callysta terbiasa dengan kesederhanaan sementara Sisi sudah dijejali dengan berbagai fasilitas mewah dari orang tuanya yang berprofesi sebagai developer high class. Callysta sangat memuji kecantikan Sisi yang oriental sementara Sisi juga mengagumi keelokan rupa Callysta yang melayu banget, malah Sisi pernah berseloroh dari arti nama Callysta aja sudah ketahuan cantik karena nama Callysta itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti kecantikan yang luar biasa. Belum lagi perbedaan seperti selera film, musik, dan lain-lain, tetapi justru berbagai perbedaan itu yang membuat persahabatan mereka langgeng selama hampir 13 tahun.
Meskipun disibukkan dengan urusan pekerjaan selepas kuliah, mereka tetap menjalani persahabatan hingga akhirnya Callysta menikah duluan, punya anak, dan harus resign dari pekerjaan karena mengikuti suaminya yang bekerja di perusahaan asing. Berpisah oleh jarak tetap tidak memutuskan hubungan komunikasi mereka. Sisi tetap sering curhat soal proyek developernya, soal pembebasan lahan yang kadang bikin pusing, soal mobil barunya, dan macam-macam lagi sedangkan Callysta tentu saja curhat soal Nadine anaknya yang kadang ribet hanya karena urusan pita, soal pekerjaan Danny suaminya, atau soal cara beradaptasi tiap kali pindah ke tempat baru.
Sejak tiga tahun terakhir, Callysta ikut suaminya yang dipindahtugaskan ke Belanda dan gayung bersambut Sisi juga punya proyek kerja sama dengan developer dari Belanda yang membuatnya kadang harus terbang ke Belanda. Otomatis intensitas pertemuan mereka kembali terbangun meskipun tidak selalu ketemu tiap hari atau tiap bulan yang jelas begitu Sisi akan ke Belanda pasti akan segera diinfokan ke Callysta untuk selanjutnya segera dibuat daftar acara makan bareng, hunting baju bareng, atau sekedar menghabiskan waktu di kafe.
==================================================
"Hallo..Sisi...aku sudah tiba nih. Kamu dimana ?"
"Langsung aja ke resto...aku sudah di sini...meja nomor 5."
Callysta segera bergegas menuju ke meja yang dimaksud oleh Sisi dan benar saja dia sudah ada duduk manis di sana lengkap dengan makanan yang sudah dipesannya duluan.
"Duduk Ta'..aku sudah pesanin makanan kesukaan kamu," kata Sisi sambil mempersilahkan Callysta duduk.
"Sisi...yang kamu mau kenalkan ke aku mana? Kok belum datang?"
"Sebentar lagi dia pasti datang kok...kamu makan aja dulu gak usah nunggu dia," ujar Sisi sambil tangannya sibuk memilin-milin tissue.
Sejam sudah berlalu tanpa terasa. Makan siang yang tadi tersaji di meja juga sudah berpindah ke perut Sisi dan Callysta. Tak lama kemudian Sisi berseru sambil menunjuk ke arah pintu, "nah..akhirnya datang juga". Callysta segera memalingkan wajahnya ke arah orang yang dimaksud Sisi, tapi dia hanya melihat seorang gadis muda yang berwajah blasteran.
"Eline Jasmijn Guusje," demikian gadis itu memperkenalkan namanya ke Callysta.
"Ini lho Ta' agency iklan yang menjadi rekananku sekarang. Dia blasteran Indonesia Belanda jadi agak ngertilah bahasa Indonesia."
Callysta hanya tersenyum mendengar penjelasan Sisi sambil sesekali melihat jam tangannya. Dia harus segera balik sebelum Nadine pulang sekolah.
"Sisi..orang mau kamu kenalkan masih lama yah datang. Aku harus pulang nih, kasian kalau Nadine pulang sekolah trus aku gak di rumah."
"Lho Ta'...aku kan sudah kenalin ke kamu."
"Iya, tapi dengan Eline yang agency iklan kamu Sisi."
"Dia juga yang akan menemani hidupku Callysta."
Demi mendengar semua itu, tiba-tiba Callysta merasa kalau darahnya berhenti mengalir, jantungnya berhenti berdetak, sekujur tubuhnya kaku, dan dunia sesaat berhenti berputar.
==================================================
Malam harinya, Callysta membca email dari Sisi :
Dear Callysta,
Aku masih ingat betul bagaimana ekspresi wajahmu siang tadi ketika kau harus tahu bahwa aku dan Eline tidak hanya sebatas rekanan kerja, tetapi lebih dari itu. Aku sudah katakan sebelumnya bahwa kau pasti akan terkejut dengan pilihanku ini. Awalnya..hubungan kami memang hanya sebagai teman kerja, lama kelamaan dia mampu merebut hatiku. Eline orangnya cantik, mandiri banget, smart, easy going, dan yang paling penting pandangannya tentang hidup sama persis dengan aku. Kami merasa sejalan.
Aku yakin kamu cukup bijaksana menyikapi pilihanku ini Ta'...saya sangat kenal dengan kamu. Ini memang tidak lazim bagi adat kita, tapi inilah pilihan hidupku. Saya sudah siap dengan segala konsekuensi yang harus saya tanggung. Semoga penilaian dan sikap kamu tidak berubah sedikitpun ke saya karena saya masih ingin menjadi sahabatmu sampai kapanpun.
Your Bestie,
Sisi
===================================================
Jauh di lubuk hati terdalam Callysta..."Kamu mungkin merasa sangat mengenal aku Sisi, tetapi kamu menjadi asing buat aku karena ternyata ada sisi lain dari kamu yang tidak pernah aku tahu dan kenali."