Senin, 28 Februari 2011

Story : I m p a s

BUZZ !!!
BUZZ !!!
aditya_gifari: Hi !!!
queenina: Hi juga...
aditya_gifari Pa kabar ?? lama gak dengar kabar darimu...akhirnya aku bisa  juga dapat nama YM kamu dari milis di group sekolah kita dulu..
queenina: Alhamdulillah kabarku baik..kamu sendiri pa kabar ?
aditya_gifari: Aku juga baik kok :)
queenina: Adit...aku off dulu yah mo lanjutin kerjaan nih..
aditya_gifari: Oh iya ya..di Indonesia masih siang..hehehe..sorry mengganggu
queenina: Never mind...C U...
===================================================

Perbincangan singkat melalui dunia maya di siang hari itu mau tidak mau membuat Nina harus mengurai kembali satu per satu peristiwa yang pernah terjadi hampir delapan tahun silam.

Sebagai seorang anak perwira tinggi di Angkatan Darat, Nina harus menerima risiko untuk hidup nomaden dari satu daerah ke daerah lain mengikuti papanya bertugas. Mendekati kenaikan kelas 2 SMA, papa Nina ditarik kembali ke Mabes ABRI di Cilangkap Jakarta. Itu berarti Nina dan keluarganya harus pindah lagi ke Jakarta setelah hampir dua tahun menghabiskan hidup di Balikpapan. Jakarta sebenarnya bukan kota asing bagi Nina sebab dia sendiri lahir, dibesarkan dan sempat mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SD.

Nina merasa agak beruntung dengan kepindahan papanya kali ini karena bertepatan dengan kenaikan kelas sehingga Nina dapat memulai pelajaran dari awal bersama teman-teman barunya. Paling sebel kalau pindahnya pas pertengahan semester karena Nina harus jumpalitan mengejar ketertinggalan atau berusaha menyesuaikan materi pelajaran yang didapat dari sekolah sebelumnya.

Mencari sekolah baru di Jakarta ternyata gampang-gampang susah juga...banyak faktor yang harus diperhatikan terutama faktor kemacetan. Bersyukur, mama Nina menemukan sekolah favorit yang letaknya cukup strategis antara letak rumah Nina dan kantor papanya...ini penting sebab setiap pagi Nina harus nebeng di mobil papanya dan pulang tinggal dijemput sama ajudan papanya.

Hari pertama menginjakkan kaki di sekolah baru, Nina hanya diantar mamanya hingga depan pintu kelas dan diperkenalkan dengan guru yang mengajar di kelas itu. Seperti biasa, Nina harus kembali memperkenalkan diri di hadapan teman-teman barunya.

"Nina..berhubung kursi yang kosong tinggal satu-satunya di kelas ini jadi kamu tidak bisa milih. Silahkan duduk di bangku pojok depan sebelah kiri," kata ibu guru sambil menunjuk ke arah kursi yang kosong.

Nina mengikuti telunjuk ibu guru dengan ekor matanya..dan oh my god..teman sebangkunya ternyata seorang cowok. Tidak ada pilihan..mau tidak mau Nina harus duduk di situ..jumlah siswa di sekolah ini memang hanya 24 orang setiap kelas dan sepertinya Nina menjadi siswa ke-24 di kelas barunya.

"Hi...namaku Aditya Gifari Priamdani, tapi panggil Adit aja," sapa cowok yang kini jadi teman duduk Nina.

"Hi juga...,"

Adit itu ternyata orangnya lumayan cerdas, supel, suka membantu, agak sedikit jahil trus satu lagi kalau sudah asyik dengan dunianya dia akan menjadi manusia paling cuek. Itulah hal yang dirasakan Nina selama menjadi teman sebangku Adit. Nasib Adit juga tidak jauh beda dengan Nina yang orang tuanya suka pindah-pindah tugas. Malah menurut Nina, Adit lebih hebat karena pindah-pindahnya bisa ke luar negeri...yah maklum saja papa Adit seorang diplomat.

Duduk dengan Adit juga secara tidak sadar membuat Nina kembali ingat dengan sosok Vino, saudara kembarnya, yang belum setahun meninggal sewaktu mereka masih di Balikpapan akibat kecelakaan. Ada kesamaan karakter di antara keduanya..mungkin karena lahir di bulan dan tahun yang sama hanya beda hari saja.
=========================================================================
***Tahun ajaran baru tiba...Nina naik kelas 3

"Nina..nina...sudah liat papan pengumuman belum," tanya Adit yang tiba-tiba aja sudah langsung ada dekat Nina

"Belom, memangnya ada apa ?"

"Pembagian kelas  baru sudah diumumkan trus kita sekelas lagi."

"Oh, yah ?" balas Nina dengan wajah sumringah.

"Iya, kita sekelas. Ntar duduknya barengan lagi yah."

Tahun kedua duduk sebangku dengan Adit membuat Nina merasa semakin dekat dan merasa semakin mengenal sosok Adit. Bagi Nina, Adit tidak hanya sekadar teman sekolah tetapi perlahan juga dianggapnya sebagai saudara hingga kadang Nina memberikan perhatian yang memang pantas didapatkan untuk orang yang sudah dianggap saudara. Adit juga begitu sangat menghormati perempuan mungkin karena di keluarganya dia diapit oleh satu kakak perempuan dan satu adik perempuan yang membuat Adit paham betul bagaimana memperlakukan perempuan.

Nina sadar betul kalau saling perhatian yang mereka jalani berdua semata-mata tulus karena mereka saling menganggap sebagai saudara satu sama lain. Keduanya berusaha sekeras mungkin untuk tidak membuat keterlibatan hati sampai akhirnya.....

"Nina...aku pengen ngomong sesuatu sama kamu," kata Adit saat mereka berdua sedang berada di kafe favorit mereka.

"Ngomong apaan sih..kok serius banget ?" tanya Nina sambil mengaduk-aduk milkshake cokelat yang masih tersisa setengah gelas.

"Emang serius," gumam Adit.

"Apaan memang ?"

"Tapi kamu janji yah gak bakalan marah !!"

"Iya deh," balas Nina sambil tersenyum manis ke arah Adit.

"Aku sayang sama kamu Nina," Adit berkata serius sambil menatap wajah Nina yang tepat berada di depannya.

Mendengar perkataan Adit barusan, Nina malah tertawa ngakak yang memaksa Adit harus menggeser sedikit posisi duduknya lebih merapat ke meja.

"Kok malah ketawa ?" protes Adit.

"Habis kamunya lucu sih," balas Nina sambil masih menahan senyum.

"Lucunya di mana Queenina ?" Adita balik bertanya dan kalau sudah menyebut nama Queenina itu tandanya dia lagi serius.

"Yah..lucu aja kamu tiba-tiba bilang sayang sama aku. Selama ini kan kita sudah berteman..sudah kayak saudara malah..jadi yah wajar kalau kita saling menyayangi."

"Aku pengen lebih dari itu."

"Maksudmu ?" gantian Nina yang mimiknya berubah jadi serius.

"Aku pengen jadi pacar kamu."

"Tapi Dit," sela Nina.

"Tunggu dulu...aku belum selesai ngomong. Mungkin kamu kaget tiba-tiba aku bilang sayang sama kamu begitu saja, tapi jujur Nina semakin lama kenal dan dekat dengan kamu perasaanku terhadapmu mulai berubah dari sekadar teman yang kau anggap saudara. Sebenarnya sudah lama aku pengen bilang ini ke kamu, tapi aku berusaha untuk membunuh perasaanku...aku takut hanya perasaan yang sesaat aja...ternyata tidak."

"Dit..kamu lagi becanda kan ?" Nina masih tak percaya.

"Enggak Nina..aku serius..atau aku harus mengubah yah kalimatku yang tadi menjadi aku cinta kamu Queenina ?" kali ini Adit lebih serius sambil menggengam kedua tangan Nina.


"Adit..kamu..???" Nina tidak sanggup lagi melanjutkan keheranannnya.


"Nina..mungkin pertama-tama sulit bagimu untuk belajar mencintaiku, tapi aku akan mengajarimu bagaimana cara untuk mencintaiku dengan sepenuh hatimu...aku janji...aku yakin kamu pasti bisa."
===================================================


Nina dan Adit pun akhirnya berhasil menjalani kisah cinta mereka hingga lulus SMA dan berhasil sama-sama di terima di perguruan tinggi ternama meskipun beda fakultas. Nina memilih kuliah di bidang psikologi sedangkan Adit memilih IT. Empat semester mereka lalui bersama...saling support satu sama lain...

Suatu hari di taman biasa tempat mereka menghabiskan waktu bersama...

"Nina..papaku dapat tugas baru jadi atase di Amerika," ucap Adit memecah kesunyian.

"Asyik dong..bisa ke Amerika," timpal Nina.

"Tapi sepertinya kami sekeluarga juga harus ikut pindah Nina..bukan cuma papa mamaku aja."

"Hah..? Trus kuliah kamu gimana ?"

"Papa sudah mengurusnya biar aku bisa transfer dan di sana ada universitas yang mau menerimaku."

"Terus hubungan kita gimana ? Long distance ?"

"Itulah yang aku mau omongkan juga denganmu Nina. Setelah aku pikir-pikir jauh lebih baik kalau kita mengakhirinya saja."

"Maksud kamu..?" Nina mendadak lemas sudah tidak sanggup lagi melanjutkan pertanyannya.

"Kita pisah Nina, aku tidak yakin apakah kita mampu meneruskan hubungan kita sementara kita terpisah jauh oleh jarak," balas Adit yang sudah tidak sanggup lagi melihat wajah Nina.

"Tapi Dit...kitakan belum menjalaninya."

"Masalahnya bukan di situ Nina, aku tau kamu tipe cewek yang sangat setia tapi justru aku yang tidak yakin dengan diriku. Aku takut kalau aku sudah disana aku terlalu sibuk dengan kuliahku sampai-sampai aku tidak peduli lagi padamu. Ingat Nina..kita hanya tersambung oleh alat komunikasi tidak lebih dari itu. Aku tidak ingin menyiksamu dengan keadaan. Aku tidak ingin diantara kita timbul prasangka macam-macam. Maafkan aku Nina."

Nina tidak dapat berbuat banyak untuk menghalangi niat Adit. Apa yang dikatakan Adit ada benarnya juga..menjalani hubungan jarak jauh tidak semudah dengan yang dibayangkan. Nina berpikir, mungkin jauh lebih baik hubungan mereka diakhiri secara baik-baik mumpung masih sempat bertemu langsung dari pada harus pisah lewat SMS atau sejenisnya. Nina tidak pernah menyesali telah memberi kesempatan kepada Adit  untuk mengisi hari-harinya karena Nina merasa justrudia juga yang telah membuat Adit tersesat di hatinya lewat perhatian yang dia berikan.

Sebulan, dua bulan, tiga bulan, setahun pertama sejak berpisah mereka masih sempat berkomunikasi lewat email. Setelah itu, mereka disibukkan dengan urusan dan pekerjaan masing-masing hingga benar-benar lost contact.
===================================================

BUZZ !!!
BUZZ !!!

aditya_gifari Belum tidur Nina ?
queenina Belum..
aditya_gifari:  Masih sibuk dengan urusan kerjaan ?
queenina:  Gak juga kok..sebisa mungkin aku gak harus membawa kerjaan kantor ke rumah. Kamu sendiri kok sempat-sempatnya chatting...lagi gak kerja yah?
aditya_gifari:  Nih juga lagi kerja..tapi sambil chatting hehehehe
queenina: Dasarrrr.....:)
aditya_gifari:  Nina..soal kita dulu aku pengen minta maaf..
queenina: Minta maaf apa lagi ? Gak ada lagi yang perlu dimaafkan kok...itukan masa lalu kita
aditya_gifari: Aku pengen minta maaf sama kamu karena dulu aku pernah mengajarimu bagaimana cara untuk mencintaiku dengan sepenuh hati tapi aku lupa mengajarimu  bagaimana cara untuk melupakanmu dengan sekuat hati. Jujur Nina..sangat menyiksa sekali bagiku ketika aku harus terpisah denganmu..
queenina: Oh itu ?? Gak pa-pa kok Dit..mungkin jalan kita memang harus seperti itu. Aku juga pengen minta maaf sama kamu
aditya_gifari: Kok kamu juga mau minta maaf ?
queenina: Yah ...aku mau minta maaf karena telah membuatmu tersesat di hatiku.


I M P A S




Kamis, 24 Februari 2011

Poetry : Jadi

J A D I

Tidak setiap derita jadi luka
Tidak setiap sepi jadi duri
Tidak setiap tanda jadi makna
Tidak setiap tanya jadi ragu
Tidak setiap jawab jadi sebab
Tidak setiap seru jadi mau
Tidak setiap tangan jadi pegang
Tidak setiap kabar jadi tahu
Tidak setiap luka jadi kaca...memandang kau pada wajahku

(Sutardji Calzoum Bachri)
*********************************************************************************
Tidak setiap hal atau sesuatu yang kita prediksi, kita lihat, kita rasakan, kita inginkan menjadi seperti apa memang seharusnya terjadi karena tidak setiap sebab menjadi akibat

Story : Bunda dan Pertanyaan

"Bunda...Amel pamit yah...mo keluar," pamitku sembari duduk di tangan kursi tempat Bundaku duduk.

"Mau ke mana ?"

"Amel mau ke rumah Sheza Bunda."

"Untuk apa ?"

"Ada tugas karya ilmiah yang harus diselesaikan karena sudah dikejar deadline."

"Sama siapa aja ?"

"Amel berangkatnya sendirian aja Bunda..nanti kami ketemuan di rumah Sheza. Nanti di sana ada Nanda, Viona, sama Cheryl."

"Alamat rumah sama nomor telepon Sheza sudah dicatat belum ?"

"Ada di buku telepon Bunda, sudah Amel catat."


"Pulang jam berapa ?"
"InsyaAllah sebelum magrib saya sudah balik kok Bunda."

"Baik...hati-hati di jalan yah Nak...begitu tugasnya selesai langsung pulang ke rumah. Kalau ada apa-apa segera nelpon ke rumah !!"

"Iya Bunda...., Amel pamit yah....Assalamualaikum...,"kataku sambil mencium tangan Bunda yang sudah kujadikan sebagai ritual sebelum hendak keluar rumah dan Bunda pasti selalu membalasnya dengan mengecup dahiku.

"Waalaikumsalam...jangan lupa shalat yah !!"

*Mau ke mana ?
**Untuk apa ?
***Sama siapa ?
****Alamatnya di mana ?
*****Nomor teleponnya berapa ?
******Pulang jam berapa ?

Itu adalah pertanyaan-pertanyaan wajib yang harus aku jawab setiap kali aku pamit pergi keluar rumah kecuali untuk ke sekolah atau memang keluarnya bareng dengan ayah bundaku atau dengan kakak laki-lakiku.

Gara-gara salah satu pertanyaan itu juga, hampir semua alamat dan nomor telepon temanku mulai dari SMP hingga teman kantor tercatat rapi di buku telepon rumahku.

Yah aku ingat...semua pertanyaan itu ditanyakan oleh Bunda mulai aku SMP ketika sudah mulai berani keluar rumah sendirian hingga aku sudah bekerja pun masih menjadi pertanyaan rutin oleh Bunda.

Menjawab satu per satu pertanyaan Bunda tidak lantas membuat saya begitu saja dapat mengantongi izin keluar rumah karena kadang ada-ada saja alasan Bunda yang membuat langkahku menjadi skak mat :(

Ada kejadian...aku pamit pengen keluar bersama teman-temanku untuk nonton pertandingan basket tim sekolahku. Saya sudah menjawab semua pertanyaan yang Bunda tanyakan seperti biasa, tetapi akhirnya Bundaku malah bertanya begini, " Kalo kamu gak ikutan nonton bukan berarti tim sekolahmu lantas kalah kan ?"

"Iya Bunda," jawabku

"Berati gak pa-pa dong kalo kamu gak ikutan nonton."

Sebagai anak..tentunya aku sudah tahu pasti makna perkataan Bunda...itu berarti saya gak boleh keluar :(
Bunda selalu punya 1001 kalimat yang membuatku harus mengerti kalau itu adalah sebuah larangan atau tidak boleh aku lakukan.

Secara eksplisit, Bunda memang tidak pernah berkata, " Kamu tidak boleh..." atau "Bunda melarang kamu untuk......" Bunda selalu mencari kalimat sedemikian rupa yang pada akhirnya keputusan apakah itu benar atau salah, boleh atau tidak, bermanfaat atau tidak...terletak di tanganku karena saya yang harus pandai-pandai memilihnya.

Sekali waktu saya pernah protes kenapa kalau kakak laki-lakiku yang mau keluar rumah alurnya gak seketat dengan aku. Bunda hanya menjawab, "kelak suatu saat kau akan merasakan kalau sudah punya anak perempuan. Anak perempuan itu printilannya banyak."

Begitulah Bundaku :)
******************************************************************
Mengingat semua itu kadang aku senyum-senyum sendiri...membuat aku sadar kalau itulah cara Bunda mendidikku. Kini aku mengerti betul kenapa Bunda harus memperlakukan aku seperti itu sebagai anak perempuan tiap kali hendak keluar rumah karena memang printilan anak perempuan itu banyak..penuh dengan kekhawatiran.

"Bunda...Bunda...,"

Lamunanku tiba-tiba dibuyarkan oleh panggilan anak kecil yang setengah berteriak berlari ke arahku.

"Eh..sayang..pelajaran hari ini sudah selesai yah ?"

"Iya, Bunda," kata anak perempuan manis yang keluar dari rahimku lima tahun lalu seraya duduk di pangkuanku.

"Hari ini pelajarannya gimana sayang ? Dapat nilai berapa ? Cerita apa saja yang di dapat dengan teman-temanmu hari ini ?"

Aku mengulang kembali pertanyaan yang selalu Bunda tanyakan kepadaku setiap kali pulang sekolah semasa TK sampai SD :)

*Love U Bunda*

Inspirasi : Berdamai dengan Risiko

Dua ekor burung yang baru saja keluar dari cangkang telur tergolek bersisian dalam sarang di atas sebuah ranting pohon.

::Anak burung pertama, "Aku ingin terbang !!! Aku ingin mengepakkan kedua sayapku sekuat-kuatnya untuk mampu terbang jauh sehingga aku dapat terbang ke tempat mana saja yang hendak aku datangi. Aku ingin membawa serbuk sari dari satu bunga ke bunga lain yang aku hinggapi. Aku ingin berkicau sekeras mungkin agar orang-orang dapat mendengarkan betapa merdunya kicauanku. Aku ingin menikmati kehangatan saat mentari bersinar dan merasakan hembusan angin semilir yang sepoi-sepoi. Aku ingin...Aku ingin...Aku ingin..."

Ia pun belajar terbang...berusaha terbang...dan terbang.

::Anak burung kedua, "Aku takut !!! Aku tidak yakin mampu mengepakkan kedua sayapku untuk terbang jauh ke berbagi tempat...sepertinya sayapku tidak kuat membawa diriku terbang jauh...toh dari atas pohon yang tinggi menjulang ini aku tetap dapat melihat keadaan di luar sana. Kalau aku hinggap di bunga-bunga, nanti ada tangan-tangan jahil manusia yang siap menagkapku kapan saja. Aku takut kicauanku mengundang perhatian dari predator-predator lain yang membahayakan diriku. Aku tidak mampu menahan  panas. Aku tidak ingin bertemu dengan semilir angin yang bisa saja membawaku ke tempat yang tersesat. Aku tidak mampu...Aku tidak bisa...Aku tidak yakin...dan berbagi tidak lainnya.
Biarlah aku di sini...aku sudah merasa nyaman...jauh lebih baik bagiku berlindung di dalam sarang sampai menunggu semuanya aman.

Ia pun menunggu...menunggu...dan menunggu...

Tak berapa lama kemudian, seorang penebang pohon datang dan segera menebang pohon tersebut sehingga sarang burung itupun jatuh ke tanah. Secepat itu juga, anak burung yang tengah menunggu langsung disambar oleh tikus hutan

*****************************************************************
Mereka yang takut keluar dari zona nyaman untuk berpapasan dengan segala risiko dan pesimis berkembang akan musnah dengan sendirinya oleh kehidupan

Raudhah

Selasa, 30 Juni 2009
Ba'da Isya
Masjid Nabawi

Butuh perjuangan besar untuk menuju tempat yang didalamnya terdapat makam Rasulullah bersama dua sahabatnya. Disikut, digencet, atau dihimpit dengan jamaah lain merupakan risiko yanh sudah harus ditanggung untuk dapat melakukan shalat dan berdoa di Raudhah yang batasan wilayahnya dipisahkan oleh karpet berwarna hijau. Meski telah menjejakkan kaki di atas karpet hijau, tidak lantas serta merta kita langsung dapat melenggang untuk shalat dan berdoa begitu saja. Kita harus pandai-pandai mencari cara dan tempat yang strategis untuk dapat melakukan hal tersebut.

Awalnya kami beriringan sebanyak delapan orang, tetapi begitu masuk ke wilayah Raudhah hanya tersisa saya, Kiky, dan Diva -anak kecil pemilik konsorsium haji dan umrah, baru berumur 6 tahun- yang tentunya butuh perhatian ekstra supaya dia tidak terlepas dari tanganku yang kudekap erat dari belakang.

Beruntung saya menemukan tempat kosong yang posisinya pas sudut. Akhirnya kami bertiga bergegas menuju ke sudut itu dan membiarkan Diva segera duduk.

"Kakak shalat sunat saja duluan. Kita gantian, nanti saya yang jaga di belakang," kata Kiky, mahasiswa semester 3 Teknik Sipil, yang mulai akrab denganku sewaktu kami transit di Changi Airport guna melanjutkan perjalanan menuju Jeddah.

Posisi di sudut dan telah dijaga oleh Kiky dari belakang ternyata bukan jaminan saya dapat melaksanakan shalat dengan khusyuk karena saya masih harus terganggu dengan berbagai dorongan dari belakang dan samping kananku yang membuat tempatku bersujud di rakat pertama berbeda dengan rakaat kedua.

Usai menuntaskan shalat sunatku yang hanya bisa kukerjakan empat rakaat serta serangkaian doa dan shalawat untuk Rasulullah segera saya bergantian dengan Kiky untuk menjaganya dari belakang. Sepintas saya melihat Diva yang sepertinya sudah mulai merasa tidak nyaman.
Kuraih tangannya untuk bangkit berdiri dari duduknya dan kudekap lagi dari belakang agar ia tidak terjatuh.

"Kak...masih lama yah di sini ?" tanyanya setengah meringis
"Sebentar lagi Diva, nunggu K' Kiky selesai."
Tak berapa lama kemudian, Kiky sudah berdiri pas di hadapanku.
"Selesai Kak, ayo kita keluar,"katanya seraya menggamit lenganku dan kami bertiga berjalan keluar menuju pintu nomor 25 di mana Hotel Dallah Taibah tempat kami menginap di Madinah sudah nampak di depan mata dengan kerlap-kerlip lampunya yang ramai.

Pengalaman pertamaku ke Raudhah yang tidak mungkin terlupakan seumur hidup...dapat melakukan shalat dan berdoa di depan makam rasulullah meski tidak dapat langsung melihatnya karena dibatasi oleh hijab putih, beda dengan jamaah laki-laki yang bisa sampai ke mimbar beliau...dapat merasakan wangi tersendiri yang berbeda begitu berada di Raudhah...dapat menikmati suasana tersendiri yang tidak pernah kurasakan sebelumnya serasa di taman surgawi dunia...dan tentunya bersama seorang anak kecil yang juga baru pertama kali menjejakkan kakinya ke Raudhah.

Selasa, 22 Februari 2011

Movie oh Movie


"Apa ??? "
"Film Hollywood gak beredar lagi di Indonesia ?"
Mungkin itu adalah reaksi umum sebagian pecinta dan penikmat film-film Hollywood terkait dengan kebijakan pemerintah yang tiba-tiba berinisiatif untuk menaikkan bea masuk atas hak distribusi film impor yang akibatnya sejumlah film asing ditarik dan bakal tidak tayang di Indonesia.
Mendapat tantangan seperti itu, pihak Motion Pictures Association (MPA) malah adem ayem saja dan juga balik mengancam tidak akan mengedarkan film-film asing di Indonesia karena menurutnya hal tersebut tidak lazim, film gak boleh disamakan dengan produk garmen atau otomotif.
Saya tidak ingin membahas lebih jauh mengenai ketidakselarasan antara  pihak Direktorat Jenderal Bea Cukai dan MPA….siapa pihak yang akan diuntungkan atau dirugikan biarlah mereka yang melakoninya.
Saya hanya melihat dari sudut pandangku sendiri.  Film dapat berbicara tentang banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Nonton film gak hanya member hiburan tetapi juga sarat dengan pelajaran yang dapat membuat  hidup lebih berwarna, tapi kembali lagi “bagaimana kita melihat film itu”. Berikut beberapa film asing yang menurutku memberi banyak warna dan inspirasi sehingga masuk sebagai kategori my favourite movie
***
Tentang keluarga
Story of Us…terdapat pelajaran bahwa kita harus berpikir seribu kali sebelum mengucapkan kata perpisahan dengan pasangan kita karena perpisahan dapat menimbulkan permasalahan serta mengingat hal-hal yang indah dapat membuat dua individu kembali bersatu dan mampu mengubah dari “aku” menjadi”kami”
Life is Beautiful…film ini mengajarkan bagaimana usaha seoarang ayah yang selalu menceritakan hal yang baik dan indah kepada anaknya serta tidak selalu berprasangka buruk termasuk dalam situasi perang.
***
Tentang Cinta
P.S. : I Love U…memberikan pesan bahwa cinta itu memang indah, tetapi begitu kita ditinggalkan seseorang yang kita cintai akan serasa dihantam palu godam bertubi-tubi dan ibarat menelan pil pahit yang sangat sulit untuk dilupakan. Film ini juga menggambarkan rasa cinta dari orang yang telah tiada yang mencoba menghibur orang yang ditinggalkannya melalui surat-surat yang berisi pesan langkah-langkah untuk melupakannya dirinya.
Love Me If U Dare…cerita cinta di film ini diwarnai berbagai kegilaan, kebebasan hingga kenekatan sampai rela melepaskan kehidupan nyaman yang sudah diraih hanya demi cinta..ckckckck...
***
Tentang Asa
Forrest Gump…perjuangan seorang Forrest Gump untuk bisa bertemu sejumlah tokoh penting di Amerika Serikat seperti Richard Nixon, John F. Kennedy, dll meskipun dengan IQ yang rendah
A Beautiful Mind…penerima hadiah nobel yang sebelumnya ternyata harus berjuang keras untuk sembuh dan melewati masa sulitnya akibat schizophrenia.
***
Tentang Persahabatan
Friends…film serial komedi yang sarat tentang arti persahabatan dan pertemanan yang dapat terjalin indah tanpa melihat latar belakang perbedaan.
***
Tentang Hidup
Green Mile…melakukan hal terbaik selama kita hidup adalah hal penting dalam hidup ini sebab meskipun jiwa telah pergi dan raga terkubur dalam tanah, semua jasa jasa baik yang pernah dilakukan untuk orang banyak tetap akan dikenang.
***
Btw….kalo perseteruan tentang bea masuk atas hak distribusi film impor antara Direktorat Jenderal Bea Cukai dengan MPA gak berujung gimana nasib film Black Swan ??? hiks…hiks…hiks…
Sebenarnya jika kita berpikir positif perseteruan antara Direktorat Jenderal Bea Cukai dengan MPA membawa dampak positif juga yaitu memberi kesempatan kepada para sineas Indonesia untuk lebih produktif menghasilkan karya-karya film yang lebih bermutu. Ada sih beberapa film Indonesia yang patut diacungi jempol seperti Arisan atau Ada Apa dengan Cinta. Namun, belakangan terakhir ini justru berbagai film bergenre horor yang gak ketulungan judulnya seperti Tali Perawan Pocong, Jenglot Pantai Selatan, Kalung Jelangkung, Kain Kafan Perawan, Setan Facebook, Pocong Keliling, etc berkeliaran mewarnai dunia perfilman Indonesia.





Kamis, 17 Februari 2011

Inspirasi : Kala Permintaan Tidak Sesuai Pemberian

Suatu hari seorang lelaki berdoa kepada Allah agar ia diberikan bunga dan kupu-kupu, tetapi rupanya Allah hanya memberinya kaktus dan seekor ulat bulu.
Lelaki ini tentu saja sedih dan tidak paham mengapa pemberian Allah berbeda dari permintaannya. Lalu dia hanya berpikir mungkin Allah memang hanya ingin memberinya kaktus dan ulat bulu sehingga akhirnya lelaki tersebut memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya lagi.


Selang beberapa lama kemudian..tanpa dia sengaja lelaki tersebut melihat dari pokok kaktus yang berduri  tumbuh bunga yang cantik dan dari ulat bulu yang terselubung telah berganti menjadi kupu-kupu yang cantik. Demi melihat kejadian tersebut tentu saja lelaki ini terperanjat dan kembali memaksa ingatannya ke beberapa waktu yang lalu tentang permohonan doa yang telah lama dilupakannya.


Akhirnya lelaki itu sadar bahwa Allah selalu melakukan semua perkara dengan benar. Cara Allah adalah cara yang selalu terbaik meskipun kadang terlihat salah di mata hamba-Nya. Allah pasti senantiasa memberikan apa yang dipinta pada masa yang sesuai.


Apa yang hamba-Nya pinta tidak selalu menjadi apa yang dibutuhkan...
Allah tidak akan gagal memenuhi permintaan...
Teruslah berdoa tanpa ragu dan mengeluh...
Allah akan memberikan pilihan terbaik kepada hamba-Nya yang menyerahkan ketentuan kepada-Nya...

Kenapa Baru Buat Blog

Istilah mulai dari blog, blogger, hingga blogosphere ataupun blogstorm sebenarnya sangat tidak asing lagi ditelingaku. Semua istilah itu sudah lama saya dengar begitu pula dengan sejarah media blog yang pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi oleh Google.Com pada akhir tahun 2002 yang lalu.

Saat blog mulai hapenning di Indonesia, saya belum tertarik untuk membuat blog. Entah kenapa....padahal saya bukan tipe orang yang melek atau gagap teknologi. Hingga sekarang sepertinya hampir semua jejaring pertemanan atau sejenisnya saya punya accountnya. Mulai dari pertemanan zaman bahuela yang menggunakan YM, ,WM, friendster, hi5, flicker, koprol, BBM, facebook, twitter hingga foursquare saya punya semua, tetapi saya belum tergerak sedikit pun untuk menambah koleksi account saya di dunia maya dengan membuat blog.

Keinginan itu baru terbersit awal januari lalu tetapi direalisasikannya pertengahan pebruari..hehehehe..lama yah space waktunya ?? Mungkin basi, telat, or whateverlah namanya ...orang sudah rame-rame buat blog dari tahun kapan trus saya baru mulai, tetapi menurutku gak ada kata terlambat :) Keinginan saya membuat blog untuk berbagi cerita entah itu sifatnya fiksi atau based on my true story, berbagi pengalaman, dan berbagi hal yang bermanfaat lainnya yang selama ini tersaved rapi dalam file-fileku. Kayaknya sayang kalo cuma saya dan Tuhan yang tahu :) padahal kalo dishare dengan yang lain mungkin saja akan bermanfaat.

Sebenarnya saya bukan tipe orang yang selalu menuliskan curahan hatinya di setiap lembaran kertas yang bernama diary...ITU BUKAN SAYA BANGET...tetapi saya mampu mengingat setiap detail kejadian, peristiwa, cerita yang menurut saya pantas untuk diingat atau dikenang walaupun harus mengambil beberapa memori di otak saya dan melalui blog ini saya dapat membagikan beberapa yang memang pantas untuk dibagikan.

Rabu, 16 Februari 2011

Welcome to My Blog

Welcome to my personal blog. Through this blog we will share stories, the outpouring of the heart, poetry, serious writing until the joke, etc :)